Sebagai Ikon Kabupaten Sragen Diantaranya Batik dan Sangiran

Penulis Admin
Rabu, 18 Jun 2025, 08:42 WIB

Radarpos.com.Sragen – Untuk melestarikan Batik di Bumi Sukowati Nuansa budaya dan semangat pelestarian identitas lokal kembali mengemuka di Sragen, Senin (16/6/2025). Pendopo Sumonegaran, Rumah Dinas Bupati Sragen menjadi saksi semaraknya Final Lomba Desain Batik Sragen 2025 .

Tidak sekadar perlombaan, acara ini menjadi bagian penting dari langkah strategis Pemerintah Kabupaten Sragen untuk memajukan batik sebagai ikon daerah.

Dengan mengangkat tema “Pesona Heritage Batik Sragen”, kegiatan ini menegaskan tekad kuat Sragen untuk menjadikan warisan budayanya sebagai kekuatan promosi di level nasional hingga global.

Pembukaan lomba berlangsung khidmat dan istimewa. Hadir langsung membuka acara, Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, menyampaikan sambutan penuh makna.

Tak hanya itu, sejumlah tamu kehormatan turut hadir, termasuk beberapa istri menteri Kabinet Merah Putih. Salah satunya adalah Sri Suparni, istri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, yang ikut memberikan perhatian khusus terhadap kemajuan Sragen.

“Dengan penguatan identitas ini, kita ingin Sragen semakin dikenal secara global, dan kekayaan daerah dapat dipasarkan secara megah di tingkat internasional,” ungkap Bupati Sigit.

Kehadiran Sri Suparni pun membawa pesan inspiratif. Dalam kesempatan tersebut, ia mengungkapkan pengalamannya saat mengunjungi salah satu desa di Sragen.

Sri Suparni juga menyoroti pentingnya peran strategis situs purbakala Sangiran, yang merupakan salah satu aset budaya dunia. Ia berharap promosi Sangiran bisa semakin meluas, dan mengajak para istri menteri lain untuk terlibat langsung dalam memperkenalkan potensi Sragen ke dunia luar.

Puncak acara ditandai dengan pengumuman para jawara lomba desain batik. Karya-karya para finalis tidak hanya memukau dari sisi visual, namun juga sarat nilai filosofis dan keindahan historis.

Untuk kategori pelajar, nama Altamira Wazha mencuat sebagai juara pertama lewat karyanya bertajuk “Jejak Purba di Bumi Sragen”. Desain batiknya menampilkan kombinasi warna tanah dan langit, merefleksikan kedalaman sejarah dan ketenangan alam Sragen. Motif Homo Erectus menjadi pusat visual, menyimbolkan jejak arkeologis kawasan Sangiran.

Di kategori umum/mahasiswa, Supeni Saputri keluar sebagai juara utama berkat karya “Tapak Sragen Purba”. Motif batik karyanya menggambarkan relasi harmonis antara manusia dan alam dengan sentuhan elemen api, awan, dan daun salam sebagai identitas lokal. Desain tersebut dinilai mampu menyampaikan pesan pelestarian budaya lewat pendekatan modern.(**/Yus)

Rekomendasi