Radarpos.com.Cilacap – Model pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pendidikan memerlukan manajemen strategis kepala sekolah dan sumber daya manusia. Salah satu komponen yang paling berpengaruh dalam lembaga pendidikan adalah guru. Untuk meningkatkan kinerja guru, seorang kepala sekolah harus memiliki strategi dalam meningkatkan kompetensi guru agar dapat berupaya untuk meningkatkan Pendidikan (Ari Kartiko & Jaya Roza Azzukhruf, 2021). Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat dalam memberdayakan pendidik untuk meningkatkan kompetensinya, serta melibatkan seluruh pendidik dalam berbagai kegiatan yang mendukung program sekolah.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan yang berkualitas. Mutu pendidikan tercapai jika input, proses, lulusan, guru, sarana dan prasarana serta biaya memenuhi persyaratan (Mohamad Iwan Fitriani dan Mohammad Viktor Farid Hakim, 2021). Dari segi manajemen mutu pendidikan, kepemimpinan pendidikan yang dicerminkan oleh kepala sekolah harus mencakup kepedulian terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Sehubungan dengan itu, mutu pendidikan dapat diartikan sebagai kemampuan satuan pendidikan, baik pengolahan teknis maupun profesional yang akan mendukung proses kegiatan pembelajaran atau program pendidikan lain yang menjadi tujuan pendidikan (Sumaia, 2018).
Kepala sekolah yang memimpin di lembaga pendidikan harus memiliki kepedulian terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Selain itu, mereka harus profesional dalam mengelola lembaga pendidikan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Di sisi lain, pemimpin adalah penguasa yang berhak atas segala keputusan, tetapi juga mengemban amanah yang sangat berat. Salah satu tugas seorang pemimpin adalah membawa perbaikan bagi yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin berperan penting sebagai sosok teladan, oleh karena itu tugas terpenting pemimpin adalah menyerukan kebaikan anggotanya dan perbaikan apa yang dilakukannya. Pendidikan yang berkualitas akan meningkatkan sumber daya manusia yang pada era globalisasi ini sangat membutuhkan manusia yang berkualitas untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas (Sedya Santosa dan Aulia Diana Devi, 2021).
Mutu pendidikan masih menjadi masalah utama dalam bidang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun pendidikan dasar dan menengah. Kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun, karena peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan, namun tidak didukung oleh kondisi saat ini. Salah satu penyebabnya adalah: (1) fasilitas belajar yang belum merata antara perkotaan dan pedesaan masih belum merata, (2) peraturan pemerintah yang sangat ketat membuat pendidikan tertekan, (3) kegiatan belajar mengajar masih tersendat, (4) Model pembelajaran monoton yang dapat membuat siswa bosan (5) Budaya menyontek, budaya menyontek berkembang pesat di kalangan siswa terutama saat ujian, (6) Tingkat kedisiplinan siswa dan guru kurang, dan (8) Kemiskinan masih berdampak pada putus sekolah karena membantu perekonomian orang tua untuk mencari uang (Raymond Godwin, 2021).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis sebagai kepala sekolah di SMK Negeri Nusawungu berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui strategi kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi guru. Kepala sekolah dan guru berupaya menyelenggarakan pendidikan secara utuh dan menyeluruh serta dapat meningkatkan mutu pendidikan di SMK Negeri Nusawungu.
Langkah strategis kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan kompetensi guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMK Negeri Nusawungu dibagi menjadi dua kegiatan strategis, yang pertama adalah strategi formal yaitu guru ditugaskan oleh lembaga untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik yang dilakukan oleh SMK Negeri Nusawungu maupun oleh lembaga pendidikan/pelatihan, karena tuntutan pekerjaan saat ini atau yang akan datang seperti: keikutsertaan dalam kursus dan pelatihan, seminar, dan MGMP. Kedua, strategi nonformal yaitu penerapan kedisiplinan, pemberian motivasi, pengembangan sumber daya manusia dan guru dapat menerapkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid.
Salah satu model pengembangan kompetensi guru di SMK Negeri Nusawungu dalam bentuk strategi formal yaitu menggunakan model In Service Training, yaitu program pembinaan bagi guru dalam bentuk pendidikan dan pelatihan. Guru mengikuti berbagai pelatihan dan seminar yang berkaitan dengan pendidikan untuk meningkatkan kompetensinya. Secara umum tujuan pelatihan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan produktivitas kerja, 2) Meningkatkan efisiensi, 3) Mengurangi terjadinya berbagai kerusakan, 4) Mengurangi tingkat kecelakaan kerja, 5) Meningkatkan pelayanan yang lebih baik, 6) Meningkatkan semangat kerja guru, 7) Memberikan kesempatan untuk kemajuan karir, 8) Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan, 9) Meningkatkan kepemimpinan yang lebih baik, 10) Meningkatkan kompensasi.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pelatihan pengembangan di SMK Negeri Nusawungu adalah sebagai berikut: 1) menentukan kebutuhan pelatihan, 2) menyusun desain pelatihan, 3) menyusun isi program, 4) memilih media pelatihan dan prinsip pembelajaran, 5) pelaksanaan pelatihan, 6) mengevaluasi pelatihan. Kepala sekolah memiliki strategi yang tepat dalam memberdayakan pendidik untuk meningkatkan kompetensinya, serta melibatkan seluruh pendidik dalam berbagai kegiatan yang mendukung program sekolah. Pendidikan dan pelatihan seperti ini akan memberikan bantuan di masa depan dengan mengembangkan pola pikir dan bertindak, terampil dalam pengetahuan dan memiliki sikap dan pemahaman yang benar untuk pelaksanaan pekerjaan.
Kegiatan In Service Training di SMK Negeri Nusawungu diadakan untuk membantu para guru dalam meningkatkan empat kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Selain kegiatan In Service Training, guru harus mengikuti kegiatan MGMP. MGMP dilaksanakan untuk mendapatkan produk yang bermanfaat untuk pembelajaran, peningkatan kompetensi dan pengembangan karir. Workshopataupun IHT dapat dilakukan misalnya dalam penyusunan perangkat pembelajaran seperti menjabarkan CP (Capaian Pembelajaran) kedalam ATP (Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar) RPP, Prota, Promes, Penilaian dan sebagainya.
Untuk meningkatkan kompetensi guru yang berkualitas, melalui strategi non formal, kepala sekolah sebagai pemimpin berkewajiban menanamkan disiplin pada guru-guru. Sebagai seorang pemimpin maka kepala sekolah harus menjadi panutan bagi guru-guru, seperti datang lebih awal di sekolah. Selain itu sebagai kepala sekolah juga bertanggung jawab untuk meningkatkan motivasi guru. Kepala sekolah harus berperan sebagai motivator dan memiliki strategi yang tepat untuk memotivasi guru dalam menjalankan berbagai tugas dan fungsinya.[**]
Oleh
Sri Windiarti, S.Pd.M.Pd
Kepala SMK N Nusawungu Cilacap