Radarpos.com.Boyolali – Proses belajar mengajar IPS harus bercirikan keaktifan dan kreativitas siswa. Sebagai konsekuensinya, siswa merupakan syarat mutlak untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Siswa aktif baik secara fisik maupun mental. Siswa dalam proses belajar mengajar menyebabkan terjadinya peningkatan keberhasilan belajar siswa. Peningkatan prestasi memerlukan penguasaan metode pembelajaran yang baik yang digunakan oleh guru dan siswa karena juga menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang benar akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak tepat akan menyebabkan pembelajaran kurang berhasil (Artanaa: 2021).
Peran seorang guru adalah menjadikan proses pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan siswa, tentunya dengan meningkatkan kreativitas belajar siswa baik melalui pembelajaran individu maupun kelompok. Siswa tidak hanya aktif mendengarkan dan menonton permainan. Siswa dilibatkan sejak awal proses belajar mengajar sehingga siswa benar-benar menjadi subjek, bukan menjadi objek. Siswa memiliki atau memiliki waktu penuh untuk belajar, berpikir dan berbicara serta bertindak. Proses pembelajaran IPS membutuhkan tenaga pendidik yang bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis dan berdasarkan prinsip-prinsip didaktis metodis yang berdaya guna dan berhasil guna (efisien dan efektif). Artinya pendidik dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif.Berarti siswa itu mengalami ,dan melakukan sehingga ilmu yang diperolehnya sangat bermanfaat dan melekat pada diri siswa .
Pembelajaran kooperatif menciptakan kondisi belajar yang saling menguntungkan, saling membantu dan bekerja sama. Hal ini bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan Islam karena Islam sendiri menganjurkan untuk membantu dalam kebaikan. Robert S. Salvin (2017:2) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif hanya digunakan oleh segelintir guru untuk tujuan tertentu, padahal model pembelajaran ini sangat efektif diterapkan pada setiap jenjang kelas. Sehingga anak mampu berkolaborasi dengan siapapun dan lembaga manapun yang akan berdampak besuk di dunia usaha.
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah metode jigsaw. Metode jigsaw adalah “metode pembelajaran kooperatif yang memungkinkan setiap siswa dalam kelompok untuk mengkhususkan pada suatu materi pembelajaran” (Lie, 2017: 69). Dalam strategi ini guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu membuat materi pelajaran lebih bermakna. Metode Jigsaw merupakan bagian dari teknik pembelajaran kooperatif. “Jika penerapan prosedur pembelajaran kooperatif benar, maka dimungkinkan untuk mengaktifkan siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa”
Metode Jigsaw adalah teknik yang banyak digunakan yang memiliki kesamaan dengan teknik pertukaran kelompok ke kelompok dengan perbedaan penting: setiap siswa mengajarkan sesuatu itu adalah alternatif yang menarik, ketika ada materi yang dipelajari yang dapat dipelajari. disingkat, dan bila tidak ada materi yang dipelajari, maka pelajarilah pelajaran sebelumnya. Setiap siswa mempelajari sesuatu yang digabungkan dengan materi yang telah dipelajari oleh siswa lain.
Dalam penerapan metode jigsaw pada siswa kelas VIII di SMP N 2 Teras Boyolali: a. Guru menjelaskan materi tentang materi Letak Geografis Indonesia Letak ini sangat penting dalam berbagai bidang. Berkaitan letak Indonesia yang sangat setrategis dalam persimpangan dunia maka perlu mendapat terobosan baru dalam mengembangkan kemanfaatannta baik yang berdampak positip maupun negatip .Berkaitan dengan materi tersebut kami akan menyampaikan beberapa materi tentang:.Pengertian letak geografis Indonesia ,Pengatuh positip letak geografis Indonesia,Pengaruh negatip letak geografis Indonesia ,.Pengaruh letak geografis terhadap iklim di Indonesia .
setelah materi diajarkan guru mengajak siswa untuk bertanya; b. Setelah proses tanya jawab selesai, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal dan masing-masing kelompok asal terdiri dari 4-5 siswa, setiap kelompok asal membahas materi, kemudian setiap kelompok asal mengirimkan anggotanya ke tim kelompok ahli yaitu disesuaikan dengan sub topik materi sehingga terdapat 4 kelompok tim ahli. Setiap tim ahli tentang masing – masing membahas 1 masalah ; c. Setiap anggota tim asal yang merupakan perwakilan dalam kelompok ahli membahas sub bagian materi dengan kelompok lain agar sub pembahasan materi yang dipelajari lebih mendalam; d. Setelah diskusi pada kelompok ahli selesai, kegiatan dilanjutkan dengan memanggil kembali kelompok ahli ke kelompok asal untuk membagikan hasil diskusi kelompok ahli kepada kelompok asal dan membuatnya dalam bentuk rangkuman untuk dipresentasikan di depan kelas, guru menekankan agar setiap kelompok aktif dalam kerja kelompok karena itu bagian dari penilaian;
e. Setelah lima belas menit siswa melakukan kerja kelompok, guru mempersilahkan hasil kerja kelompok asli untuk dikumpulkan dan didiskusikan bersama, dan setiap kelompok yang maju harus ada ketua tim dan sekretaris untuk mempresentasikan ke depan, ketika terjadi diskusi kelas guru mempersilahkan kelompok yang tidak maju untuk berkomentar dan memberikan tanggapan sertaS applus kepada seluruh anggota kelompok atas kinerjanya; f. Selanjutnya setelah diskusi selesai guru memberikan pertanyaan kepada setiap anggota kelompok untuk diselesaikan secara pribadi, soal tersebut berupa soal pilihan ganda yang dibuat oleh guru sebanyak 10 soal untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami materi.
Dari segi pelaksanaan, siswa terlihat siap untuk melaksanakan proses pembelajaran dan aktif dalam mereview materi, materi yang diajarkan guru dapat dipahami oleh siswa, pendekatan/strategi pembelajaran yang masih menggunakan metode pembelajaran jigsaw dengan banyak pembelajaran dari kelompok ahli dan kelompok asal agar pembelajaran efektif, media yang digunakan tidak hanya papan tulis saja, tetapi juga media gambar dan audio visual membuat siswa tertarik untuk melaksanakan pembelajaran, siswa lebih aktif dalam pembelajaran keu mapellompok. Penerapan metode jigsaw pada materi letak geografis Indonesia di kelas VIII SMP N 2 Teras Boyolali terbukti dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan kreativitas belajar siswa yang berada pada kategori sangat aktif dan aktif.(**)
Oleh
Drs Bari Mengajar Mapel IPS Kelas VIII SMP N 2 Teras Boyolali