Pembelajaran Berbasis Proyek Dapat Tingkatkan Kreatifitas Anak Kelompok B TK Pertiwi Somoketro Salam Magelang

Penulis Admin
Jumat, 2 Jun 2023, 15:34 WIB

Radarpos.com.Magelang – Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu bentuk pendidikan yang menitikberatkan pada pendidikan dasar menuju pertumbuhan dan 6 aspek perkembangan, yaitu: nilai-nilai agama dan moral, fisik dan motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional dan seni (Busron & Rachmi, 2020). Untuk mencapai hal tersebut maka sangat penting untuk memperhatikan anak sesuai dengan usianya agar pembelajaran sesuai dengan anak dan sesuai dengan keunikan masing-masing anak (Anhusadar, 2016). Sebagaimana tertuang dalam Permendikbud 137 Tahun 2014 tentang standar PAUD (menggantikan Permendiknas 58 Tahun 2009) (Afnida & Suparno, 2020).

Dunia anak adalah dunia bermain, banyak sekali ilmu yang didapat bagi anak, diantaranya adalah menumbuhkan kreativitas anak untuk bersosialisasi, mengendalikan emosi, membantu pertumbuhan fisik dan melalui kemampuan berbahasa, mengetahui standar moral, mendukung perkembangan kognitif, kemandirian, pemecahan masalah. masalah (Fithri & Setiawan, 2017). Fungsi bermain menurut Erick (2017) adalah untuk mengembangkan otot dan energi pada anak. Menurut Fithri dan Setiawan (2017) bahwa fungsi bermain adalah untuk kesejahteraan psikologis perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan emosional, serta perkembangan fisik yang tidak kalah pentingnya dalam permainan untuk menumbuhkan dan merangsang kreativitas anak.

Seperti yang dilakukan di TK Pertiwi Somoketro, Salam, Magelang pada anak kempok B yaitu pembelajaran dengan bermain yang dikemas dalam sebuah proyek. Model pembelajaran berbasis proyek dikembangkan oleh The George Lucas Education Foundation dan Dopplet berdasarkan tingkat perkembangan berpikir anak dengan fokus pada aktivitas belajar anak, sehingga memungkinkan mereka melakukan aktivitas sesuai dengan keterampilan, kenyamanan dan minat belajarnya. (Akhiruddin, Herawati Susilo, 2016). Sementara itu, Pembelajaran proyek sebagai strategi pembelajaran di mana anak harus membangun pengetahuan kontennya sendiri dan mendemonstrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk representasi (Abidin et al., 2020).

Pembelajaran proyek atau pendekatan proyek merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk memperbaharui pembelajaran anak usia dini yang terkesan monoton dan kehilangan ciri bermain. Pendekatan ini dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang tentunya juga mencakup pembelajaran. Dalam proyek ini, anak akan menumbuhkan kreativitasnya melalui imajinasi anak selama kegiatan pembelajaran proyek (Skills, 2018).

Salah satu ciri anak usia dini adalah mudah bosan, oleh karena itu sebagai guru kita harus pandai menemukan dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi agar semangat dan kreativitasnya tetap tumbuh (Hasanah, 2018). Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat ditempuh adalah pendekatan pembelajaran proyek (Project Approach) yang dikemas dalam bentuk permainan. Pendekatan pembelajaran proyek merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan pengalaman langsung dan sesuai dengan lingkungan sekitar anak.

Dalam pembelajaran proyek ini, guru dan orang tua dituntut untuk membimbing, membantu, dan menginspirasi anak-anak untuk menumbuhkan ide dan kreativitas anak-anak mereka. Pemecahan masalah dengan kegiatan proyek ini juga sangat diharapkan anak berpikir kritis dengan mengajukan pertanyaan yang siap dijawab oleh guru, dan guru siap mengarahkan anak untuk memudahkan anak mengerjakan apa yang harus dibuat dan anak untuk cepat mengambil keputusan dan apa yang harus dilakukan (Abidin et al. al., 2020).

Pendekatan proyek melibatkan anak melalui observasi dan investigasi terhadap topik-topik terpilih dari lingkungan sekitar. Melalui pendekatan proyek ini, anak langsung dihadapkan pada permasalahan sehari-hari yang menuntut anak melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan proyek yang diberikan. Dengan menggunakan pendekatan proyek ini, orang tua dan guru dapat terlibat dalam beberapa tahapan, antara lain: orang tua dan guru dapat berdiskusi dengan anak tentang kegiatan apa yang ingin dilakukan dan merumuskan cara melakukannya. Tahap perkembangan, di mana anak melakukan berbagai kegiatan pemecahan masalah untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap persiapan. Tahap kulminasi, pada tahap ini anak mengkomunikasikan dan membagikan pengetahuan, keterampilan dan pekerjaan yang diperoleh selama kegiatan proyek kepada teman kelompoknya (Martín & Garcíavalc, 2017).

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis setelah penerapan model pembelajaran proyek pada anak kelompok B di TK Pertiwi Somoketro, Salam, Magelang bahwa tingkat kreativitas anak adalah baik. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan kreativitas anak dapat ditingkatkan dengan metode proyek melalui permainan balok. Dilihat dari semangat dan antusiasme anak dalam melaksanakan kegiatan metode proyek melalui bermain balok. Karakteristik yang berbeda dari setiap anak tidak memiliki semangat dan minat yang sama, namun sebagian besar anak pandai bermain balok. Kreativitas anak sudah mulai terlihat yang dirangsang dengan bantuan bermain balok. Anak mampu membuat karya dari balok untuk membuat rumah, robot, hingga alat transportasi seperti kereta api dan mobil.

Kreativitas lain yang dapat dikembangkan dari anak adalah anak tidak lagi ragu dalam mewarnai dan menambahkan bentuk lain pada gambar. Selain itu, sebagian anak dapat melakukan aktivitas bermain dengan tidak meniru hasil karya temannya sendiri dan dapat mengikuti petunjuk dari guru. Dapat dikemukakan bahwa kegiatan bermain dengan model pembelajaran proyek melalui balok dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengembangkan kreativitas anak khususnya dalam bidang loncatan imajinasi anak-anak.[**]

Oleh

Yohan, S.Pd AUD

TK Pertiwi Somoketro, Salam ,Magelang

Rekomendasi