Radarpos.com.Sragen – Puluhan warga membawa sejumlah poster yang bertuliskan “Kami tidak butuh tower, stop pembangunan tower, ora butuh duit butuhe kesehatan, kesehatan itu penting,” dan “Pak bupati cabut IMB tower di desa kami,” tulisnya. Bahkan dalam orasinya warga juga sempat menyuarakan penolakan keberadaan tower tersebut yang diduga warga milik Telkomsel tersebut.
Bagus Adi Prabowo (26) warga Dukuh Jati RT 6, Kelurahan Pilang, Masaran, Sragen salah satu warga aksi demo di kantor Desa Pilang Masaran pada awak media menyampaikan terkait tuntutan warga, bahwa warga menolak pembangunan tower dan menolak uang kompensasi.
“Maksud dan tujuan kami datang kesini untuk menemui pak lurah dan pak bayan yang telah memberikan izin pembangunan tower, dalam pembangunan ini warga merasa tidak dilibatkan, padahal di pertemuan pertama warga sudah jelas jelas menolak,” kata Prabowo.
Warga Tidak Dilibatkan
Menurut warga lokasi pendirian tower sinyal Telkomsel di Desa Pilang itu keberadaan sudah ditolak warga mentah mentah, bahkan lokasi pembangunan sempat pindah-pindah hingga dua kali.
“Pertemuan pertama yang mengundang pak Lurah bayan dan pihak tower perwakilan warga semua dilibatkan, warga yang diundang kemarin ngak diundang lagi tiba tiba uang kompensasi udah menyebar. Lokasi pembangunan tower awalnya di Dukuh jati RT 6 karena ditolak pindah ke lokasi 2 yang berjarak 30 meter dari lokasi pertama,” bebernya.
Bahkan Prabowo juga mengungkapkan warga merasa dicurangi kades dan bayan serta pihak tower, meski penolakan berlanjut pembangunan tower tetap diteruskan walau mendapat protes keras dari semua warga tengah kampung.
“Saat ini masih proses pondasi, alasan kuat kami menolak yakni tower berada di tengah lingkungan warga, selain itu alasan masalah kesehatan, efek jangka panjang dan tower bisa ambruk sewaktu waktu, kemarin aja ada alat berat datang ke lokasi warga kaget dan sesak dadanya, kompensasi yangbudah dilakukan di beberapa warga ada 2 juta, 700 ribu dan warga banyak yang nolak,
Kepala desa Tidak ada sengaja Kabur
Meski digeruduk warganya, kepala Desa Pilang Ibnu Muhammad Nurdin memilih kabur dan meninggal kantornya, pihak warga hanya ditemui oleh Giyarto sekretaris Desa Pilang, Masaran, Sragen.
“Mohon maaf pak lurah tidak berada di kantor, kalau ingin bertemu pak lurah langsung ke lokasi pembangunan tower,” kata Giyarto.
Meski dihimbau ke lokasi pembangunan, sejumlah warga dan awak media mendatangi lokasi pembangunan tower akan tetapi, Kades Pilang memilih pergi meninggalkan lokasi pembangunan tower.(Team)