Radarpos.com, Solo – Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku tidak setuju dengan Ketua Pengurus Kota (Pengkot) Taekwondo Solo yang baru. Gibran keberatan dengan pemilihan ketua dari dojang yang sama dengan tersangka pencabulan anak, Donny Susanto.
Sebagai informasi, penggantian Pengkot Taekwondo yang baru itu lantaran ketua sebelumnya yakni Donny Susanto menjadi tersangka pencabulan kepada murid-muridnya. Sosok yang terpilih menjadi Ketua Pengkot Taekwondo Solo itu yakni Brilian Noctiluca.
“Saya sudah dilaporin Pak Tanu (senior taekwondo) mengko (nanti) dibereskan. Ketua anyar (baru), tapi aku ora setuju nek ketua kui (tapi aku nggak setuju kalau ketuanya itu),” kata Gibran di Balai Kota Solo, Selasa (9/5/2023).
Gibran mengaku tidak tahu mengenai pemilihan Ketua Pengkot yang baru tersebut. Dia menyebut pemilihan Ketua Pengkot yang baru ini tidak melibatkan maupun berkomunikasi dengan Pemkot Solo.
“Ya memang jangan itu (Ketua Pengkot), pemilihan lha mbuh ngerti-ngerti gawe muskot kene ora diundang, mbuh KONI diundang nggak, belum mendengar masukan dari dojang lain. Lalu kemarin ada protes ibu bapak korban, mosok yang dipilih dari dojang yang sama,” ujar Gibran.
Alasan Gibran tidak setuju dengan Ketua Pengkot yang baru karena berasal dari dojang yang sama dengan Donny Susanto, tersangka pencabulan anak.
“(Karena ketua dari dojang yang sama) Lha iya jangan, karena orang tua pada takut, udah ada kejadian seperti itu malah ada dijadikan ketua,” terang Gibran. Gibran menegaskan keterlibatannya ini sebagai salah satu orang tua yang anaknya pernah belajar taekwondo di sana.
“Ini pribadi, mengembalikan kepercayaan di situ, akeh ASN anaknya di sana gara-gara saya masukkan anak ke sana. Aku kan nduwe (punya) tanggung jawab moral ora masalah Wali Kota opo ora, anakku wis tahu ning kono. Sebagai bentuk tanggung jawab juga, pokoknya itu tugasku,” jelas Gibran.
Gibran pun yakin masih ada calon-calon yang lebih baik untuk mengurus taekwondo di Kota Solo.Masih banyak calon yang lebih baik, bagus. Lha Iyo aklamasi koyo opo wae, koyo ora ono wong liyo (seperti apa saja, seperti tidak ada orang lain),” pungkasnya.(R-01)
