Radarpos.com, Mojokerto – Gebrakan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengajak warga untuk bersinergi dalam menekan angka stunting sesuai dengan pesan Presiden Jokowi dalam Rakornas pada Selasa (17/1) lalu.
“Dua tahun lagi, harapan kita sudah nol. Zero stunting Kota Mojokerto, Jawa Timur,” katanya saat Musrenbang Kelurahan Gedongan, di Kantor Kelurahan Gedongan, Kamis.
Ia mengatakan, meskipun stunting di Kota Mojokerto sudah berada di angka 4,08 persen, jauh di bawah angka yang ditargetkan nasional, pihaknya menargetkan untuk terus menekan angka tersebut hingga nol stunting.
Perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini optimistis target tersebut bisa terwujud tidak lepas dari peran warga. Pemkot Mojokerto selaku pembuat kebijakan, tidak akan sepenuhnya berhasil tanpa dukungan warga.
“Kami mengajak warga untuk aktif dan inovatif dalam upaya penanganan stunting, terutama di lingkungan sekitar tempat tinggal masing-masing,” ucapnya.
Salah satu yang digalakkan oleh Ning Ita yaitu dengan mengadopsi program Gempa Genting (Segenggam Sampah Gawe Stunting) yang diinisiasi oleh Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon.
“Tidak perlu banyak biaya untuk membeli pakan, cuma nanti yang perlu pengadaan, intervensi anggaran dari dana kelurahan adalah untuk kotak-kotak tempat budi daya dan untuk bibit maggotnya,” ujarnya.
Ke depan, kata dia, jika sudah tidak ada lagi warga stunting, pun warga tetap bisa memanfaatkan skema tersebut. Hasil panen ikan bisa dijual sehingga bernilai ekonomis.
Ning Ita menggalakkan skema tersebut untuk diterapkan oleh seluruh kelurahan, mengingat hal tersebut juga dapat mengurangi timbulnyasampah. Dengan demikian, tentu akan mendukung Kota Mojokerto sebagai kota wisata yang bersih dan nyaman.
Melalui program tersebut, lanjut dia, warga bisa memanfaatkan sampah organik rumah tangga sebagai pakan maggot. Kemudian, hasil ternak maggot akan dijadikan pakan ikan yang dibudidayakan oleh kelompok warga.
Nantinya, hasil budidaya ikan akan disalurkan kepada warga stunting untuk dikonsumsi,
(Bud)