Setrategi Pembelajaran Lebih Penting dari Pada Hasil

Penulis Admin
Kamis, 23 Nov 2023, 18:42 WIB

Radarpos.com,Karanganyar – Pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan konsep itu hasil pembelajaran diharapkan bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. (Depdiknas, 2003: 1)

Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya.

Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Tujuh komponen inilah yang nanti akan diterapkan dalam proses pembelajaran mengarang pada tulisan ini.

Perencanaan meliputi :

• Menyusun RPP
• Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan pendekatan jurnal writing dan penerapan CTL;
• Membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan kemampuan heterogen;
• Memberikan penjelasan mengenai teknis pembelajaran; dan
• Menyiapkan instrumen observasi.

Guru menggali materi prasyarat dengan mengajak siswa bercerita. Dilanjutkan menyampaikan masalah kontekstual dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut (penugasan dan menemukan).
Kegiatan Inti :

• Guru mengambil sampel jurnal siswa yang terpilih dengan tema “Hari pendidikan” dan mengadakan tanya jawab (pemodelan dan bertanya;
• Siswa berkelompok untuk menggali ide dengan bercerita dan sharing, serta mengkritisi jurnal yang dijadikan sampel (masyarakat belajar dan konstruktivisme;
• Siswa menulis pokok-pokok karangan sesuai topik (Hari Bumi) dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengarang dengan kelompoknya (Menemukan, konstruktivisme dan penugasan);
• Diskusi kelas menggali ide-ide pokok yang telah ditulis siswa dan kesempatan mengungkapkan perasaan serta menyelesaikan permasalahan kontekstual (penilaian yang sebenarnya dan refleksi).
Selama kegiatan ini, guru melakukan kegiatan penilaian dengan menggunakan lembar observasi untuk menilai keaktifan siswa.

Menekankan kembali simpulan sebagai konsep pemecahan masalah kontekstual (refleksi). Dilanjutkan evaluasi yaitu siswa secara individu mengarang selama 20 menit serta tindak lanjut berupa PR melanjutkan menulis jurnal.

Observasi penelitian ini dibantu oleh seorang guru kelas tiga dan kepala sekolah dengan cara merekam perubahan perilaku, proses, dan hasil tindakan perbaikan yang tentu saja terfokus pada perilaku mengajar guru, perilaku belajar siswa, interaksi antara guru dan siswa serta media yang digunakan dengan menggunakan format atau lembar pengamatan/observasi, di mana pengamat tinggal membubuhkan tanda () pada tempat yang disediakan dan sedikit komentar sebagai masukan dan saran.

Penulis mengamati hasil kerja siswa dan menilai siswa dalam bekerja. Kemudian menganalisis data siklus I dari hasil observasi yang dilakukan.

Refleksi hasil penelitian dilakukan untuk menganalisa data hasil observasi/pengamatan, menghitung peningkatan hasil belajar siswa dan perubahan tingkah laku. Refleksi juga digunakan untuk mengidentifikasi kendala dan kekurangan pada siklus pertama untuk diperbaiki dan dilaksanakan pada siklus berikutnya.(**)

Oleh

Triyono, S.Pd Guru SD Negeri 02 Selokaton, Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah

Rekomendasi