Radarpos.com.Solo – Warga Masyarakat antusias menyaksikan Sendratari Ramayana di Ampitheater Taman Balekambang Kota Solo, Sabtu (26/10/2024).
Sedikitnya 70 penari terlibat dalam delapan adegan yang ditampilkan sendratari tersebut. Lampu sorot mulai menyala ketika terang para penari naik ke panggung. Suara gamelan mulai mengalun mengiringi para penari yang memakai pakaian adat Jawa.
Tari yang diperagakan menceritakan cerita klasik Ramayana dengan versi penuh. Cerita bermula ketika Putra Mahkota Kerajaan Ayodya, Raden Rama Wijaya, memenangi sayembara dan berhasil menarik hati Dewi Sinta.
Kemudian muncul satu penari yang memakai kostum menyerupai kijang. Adegan itu menggambarkan Penculikan Dewi Sinta yang dilakukan oleh Rahwana. Rahwana mengelabui Rama dengan seekor kijang yang kemudian dikejar oleh Rama.
Lampu sorot mulai redup lagi sebagai penanda berganti adegan. Kali ini giliran sosok kera Hanoman dan kawanannya muncul. Mereka diutus oleh Rama untuk menyelamatkan Sinta.Tapi di tengah perjalanan, kawanan kera itu diganggu dan diadang oleh pasukan Rahwana. Adegan itu digambarkan dengan tari yang atraktif. Pasukan Hanoman itu pun tumbang.
Sosok Burung Garuda kemudian datang memeriksa kondisi Hanoman dan kawanannya. Lampu redup lagi. Adegan saling balas serangan antara utusan Rama dan Rahwana pun terus digambarkan melalui gerak tari yang apik.
Hingga puncaknya, Rama dan Rahwana saling berhadapan. Digambarkan dengan tari yang menegangkan. Rahwana pun terkalahkan. Setelah itu Sinta berjalan pelan menuju Rama. Mereka bertemu, kemudian Rama mempertanyakan kesetiaan Sinta.
Sinta pun kemudian bersumpah melakukan pati obong untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Rama. Sendratari Ramayana berakhir di babak ini.
Pemilik Bengkel Seni Adanu Jumantoro (BSAJ) sekaligus sutradara pentas, KRT Wardoyo Adi Wibagso, mengatakan total pentas yang ditampilkan ada delapan adegan. “Adegan yang kami tampilkan dari Sinta Ilang sampai Sinta Obong,” kata dia ketika ditemui selepas pentas, Sabtu.
Melibatkan Puluhan Penari
Dia mengatakan semua penari yang tampil malam itu merupakan anggota BSAJ. Para penari berasal dari berbagai kelompok usia mulai dari TK sampai dewasa. Total pertunjukan malam itu melibatkan sekitar 70 penari.
Cerita Ramayana sudah berulang kali dipentaskan oleh berbagai kelompok seni di Solo. Maka agar penonton tidak bosan, dia sengaja menghadirkan sesuatu yang baru di atas panggung.
Salah satunya adalah kehadiran karakter burung merak dan burung garuda. Karakter itu sengaja dihadirkan untuk memperindah pentas. “Jadi kalau bisa setiap adegan itu menarik, karena ceritanya panjang penonton bisa bosan. Maka kami hadirkan keindahan visual dari kostum itu,” kata dia.
Kebaruan juga dihadirkan melalui kostum Kijang yang dia buat lebih mencolok dengan warna emas. Selain itu dia juga memberikan sentuhan unik pada iringan musik. Dia sengaja memasukan instrumen modern saxophone untuk mempertebal gamelan.
“Ini untuk mendukung suasa musik dengan nuansa sedih, seneng, sampai tegang. Lewat iringan musik seperti itu saya coba membangun suasana,” lanjut dia.Pentas yang masuk dalam rangkaian acara perayaan Ulang Tahun Balekambang itu diharapkan mampu menghibur penonton yang hadir.(**/Ys)