Radarpos.com.Klaten -Pergaulan bebas dan kerusakan moral di masyarakat kini telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan. Nilai-nilai yang seharusnya menjadi benteng akhlak generasi muda justru digerus oleh paham sekularisme, yang memisahkan agama dari kehidupan.
Akibatnya, berbagai aturan yang ada di masyarakat lebih mengakomodasi kebebasan individu dibanding menjaga moral dan kemuliaan manusia.
Sekularisme: Fondasi Liberalisasi Pergaulan
Sekularisme menjadi biang keladi dari kerusakan ini. Dengan menyingkirkan agama dari peran pengatur kehidupan, sekularisme membuka jalan bagi paham-paham liberal untuk masuk dan merusak tatanan sosial.
Pergaulan bebas menjadi semakin marak, bukan hanya di kalangan dewasa, tetapi juga di kalangan remaja bahkan anak-anak. Generasi muda didorong untuk bebas mengekspresikan diri dan memenuhi hawa nafsunya, tanpa memahami batasan moral yang sebenarnya menjaga kemuliaan mereka.
Ironisnya, negara yang seharusnya menjadi penjaga moral justru turut memfasilitasi liberalisasi ini. Kebijakan-kebijakan seperti pendidikan kesehatan reproduksi (kespro) yang berlandaskan nilai-nilai Barat, distribusi kontrasepsi untuk pelajar, serta promosi kesetaraan gender dengan konsep “bodily autonomy” adalah contoh nyata.
Kebijakan-kebijakan ini seolah memberikan legalitas pada kebebasan tanpa aturan, yang sejatinya menambah parah kerusakan moral.
Janji Kosong Generasi Emas
Dalam retorikanya, negara sering kali menggaungkan visi mencetak “generasi emas.” Namun, fakta di lapangan menunjukkan kebijakan yang bertolak belakang. Alih-alih menciptakan generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap membangun peradaban, sistem kapitalisme-sekuler yang diadopsi justru melemahkan fondasi moral generasi muda.
Kebebasan yang difasilitasi oleh negara ini menciptakan masyarakat yang individualistis, hedonis, dan jauh dari nilai-nilai spiritual.
Islam: Solusi Menjaga Kemuliaan Manusia
Berbeda dengan sekularisme, Islam hadir sebagai solusi yang menjaga kemuliaan manusia. Dalam pandangan Islam, pergaulan bebas adalah ancaman yang harus dicegah melalui penerapan aturan-aturan yang komprehensif.
Islam memerintahkan negara untuk menjaga moral masyarakat, melindungi nasab, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya akhlak mulia.
Islam memiliki mekanisme yang jelas dalam menjaga moral generasi. Di antaranya adalah:
1. Sistem Pergaulan Islam
Islam menetapkan aturan yang tegas dalam interaksi antara pria dan wanita, termasuk kewajiban menutup aurat, larangan khalwat, serta sanksi tegas terhadap zina dan perilaku menyimpang lainnya.
2. Pendidikan Berbasis Akidah Islam
Sistem pendidikan Islam dirancang untuk membangun kepribadian yang kokoh berdasarkan akidah Islam. Pendidikan ini tidak hanya membekali generasi dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang taat kepada Allah.
3. Sistem Sanksi yang Menjerakan
Dalam Islam, setiap pelanggaran terhadap aturan syariat akan dikenai sanksi yang tegas. Sanksi ini tidak hanya bersifat menjerakan, tetapi juga menjadi pengingat bagi masyarakat untuk tidak melanggar hukum Allah.
4. Menghentikan Masuknya Ide-Ide Liberal
Negara dalam sistem Islam akan menutup semua celah yang memungkinkan ide-ide liberal masuk dan merusak moral masyarakat. Media yang mempromosikan kebebasan tanpa batas, konten vulgar, dan ide sekularisme akan diawasi dan diberi sanksi tegas.
Dengan begitu, masyarakat akan terlindungi dari pengaruh buruk yang dapat menghancurkan tatanan moral.
Kembali ke Islam: Kunci Solusi Peradaban
Kerusakan moral yang diakibatkan oleh sekularisme tidak akan berhenti jika masyarakat dan negara terus mengadopsi sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Solusi yang hakiki adalah kembali kepada Islam sebagai sistem hidup yang sempurna. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antarmanusia dan pengelolaan negara.
Generasi yang kuat secara akhlak hanya bisa terwujud dalam tatanan yang bersandar pada syariat Islam. Ketika negara menerapkan aturan-aturan Islam secara kaffah, maka moral masyarakat akan terjaga, dan kemuliaan manusia sebagai hamba Allah akan terpelihara.
Sudah saatnya kita meninggalkan sekularisme yang terbukti merusak, dan kembali pada Islam sebagai solusi untuk membangun peradaban yang mulia. Sebab, hanya dengan Islamlah kita dapat mewujudkan generasi emas yang sesungguhnya.(**)
Oleh : Heny Purwaningsih Aktivis Muslimah Team Faunder THK Klaten Jawa Tengah