Radarpos.com .Kendal – Mangkraknya Pelabuhan Penyeberangan Kendal selama hampir dua tahun terakhir dinilai menjadi kehilangan besar bagi potensi ekonomi dan pariwisata di daerah.
Pelabuhan yang seharusnya menjadi pintu gerbang transportasi laut dan konektivitas wilayah, kini hanya menjadi tempat memancing warga sekitar.
Pendangkalan akibat sedimentasi menjadi penyebab utama pelabuhan tidak lagi berfungsi. Kapal-kapal tidak dapat bersandar, dan aktivitas penyeberangan rute Kendal–Dumai pun terhenti total.
Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi, menyoroti kondisi ini sebagai hambatan besar bagi pertumbuhan daerah.
Pelabuhan ini seharusnya bisa mendukung distribusi barang, membuka jalur wisata laut, hingga meningkatkan nilai investasi.
“Tapi sekarang justru jadi aset tidur yang merugi ratusan miliar rupiah,” ujar Benny, Rabu (9/4/2025).
Menurutnya, jika pelabuhan beroperasi kembali, dampaknya bisa luas. Tidak hanya meningkatkan sektor transportasi, tetapi juga merangsang munculnya kawasan industri dan usaha kecil di sekitar pelabuhan.
Namun, proses revitalisasi pelabuhan masih terhambat. Salah satu kendala utama adalah minimnya keterlibatan investor swasta, yang enggan terlibat karena menganggap birokrasi pengelolaan pelabuhan terlalu rumit.
“Karena terlalu berbelit, pihak swasta tidak tertarik. Padahal kalau ini bisa kita aktifkan, dampaknya luar biasa. Saya pribadi merasa ini tanggung jawab besar. Aset ini tak boleh dibiarkan terbengkalai,” katanya.
Benny menegaskan bahwa Pemkab Kendal akan berusaha mencari solusi, termasuk mendorong bantuan dari pemerintah pusat untuk pengerukan dan revitalisasi.
Ia berharap pelabuhan dapat kembali hidup dan menjadi salah satu pusat ekonomi baru di pantura Jawa.(**/AIS)