Radarpos.com, Solo – Pada Hari Minggu Tanggal 7 Mei 2023 di Hotel Asia Solo dilakukan Musyawarah Taekwondo se Kota Solo, dari pantauan awak media yang ikut Muskot hanya yang punya SK boleh masuk, bahkan dijaga ketat oleh pihak kepolisian.
Sementara yang tidak puas dengan adanya Musyawarah Taekwondo keluar dari sidang dan salah satunya menyampaikan bahwa saat ini harus mendengarkan keluarga besar Taekwondo termasuk dari orangtua yang dapat musibah tersebut.
Menurut Tanu Kismanto mantan Ketua Harian Taekwondo Provinsi menyampaikan, “harusnya rendah hati jangan asal mencari jabatan ketua dan bagaimana, kita coling down dulu, agar bisa menyelamatkan organisasi, siapapun pemimpinnya dia berharap pengurus lama itu berhenti dulu supaya ada Rifresh ada pengurusan baru. Begitulah kita baru bisa memajukan organisasi, dan ingat kita pikir adalah prestasi”.
Padahal sudah dibiayai oleh Pemerintah daerah dan kita terganggu prestasinya atlit-atlit, tidak bisa latihan dan sebagainya. Sementara didepan ada Porprop, Porda dan sebagainya, padahal event-event banyak sekali tapi tidak bisa dijalankan dengan baik.
Sementara perwakilan dari UNISRI bahwa nama besar Taekwondo Solo segera dipulihkan, karena kemarin itu sangat luar biasa efeknya Taekwondo, “jadi pesan dari Pimpinan kami Rektor Slamet Riyadi Prof. Sutoyo pastikan Taekwondo cepat pulih namanya,” pesan dari Rektor UNISRI Solo.
Kenapa begitu? karena ada 4 orang dari Mahasiswa Unisri, maka supaya Taekwondo di Solo ini kedepan lebih baik.
Sementara salah satu tokoh bahwa selama ini tidak ada penjaringan, maka dirinya menolak dengan tegas kepengurusan ini, bahkan laporan keuangan baru saja diserahkan, paling tidak laporan keuangan satu minggu untuk dipelajari memang sudah di sekenario kita dijegal dengan SK.
Ditempat terpisah salah satu ibu korban kanjeng Mami menyampaikan, “bahwa Brili itu salah satu penanggung jawab Dojang-dojang, bahwa anaknya jadi korban pencabulan sambil terbata-bata, dan sampai saat ini belum selesai persoalannya belum disidang kok jadi ketua lagi,” terangnya ibu Sari (Kanjeng Mami).
Dirinya juga minta pertanggung jawaban, kita menyerahkan anak itu juga bayar mahal tidak gratis.(Team)