Radarpos.com, Semarang – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong penggilingan padi menggunakan sistem modern. Disebutnya pengadaan mesin giling padi modern bisa menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Saya berharap khususnya di Kabupaten Semarang ini, hasil panennya menggunakan penggilingan modern. Oleh karena itu, kami pun memastikan agar kesiapan penggilingan harus terjamin karena ini dapat menekan juga kehilangan beras dan menjamin kualitasnya.
Kami memiliki program taxi alsintan, ini agar daerah, kelompok tani dan pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses KUR untuk pengadaan mesin penggilingan padi modern,” kata Yasin di sela acara panen raya di Kabupaten Semarang, Senin (27/2/2023).
Menurutnya, jika menggunakan mesin combine, gabah yang hilang hanya 3 sampai 5 persen. Jika menggunakan sistem panen tradisional hilangnya sampai 11 persen.
“Kita berharap produksi padi sesuai pantau satelit, perkiraan BPS dan laporan dari daerah berjalan normatif sehingga sesuai arahan Presiden Jokowi, menghadapi Ramadan dan Idul Fitri ketersediaan beras tercukupi,” ujar Yasin.
Mentan Yasin Limpo juga memastikan persediaan beras di Indonesia cukup menyambut bulan Ramadan dan Idul Fitri. Sebab saat ini seluruh daerah telah memasuki panen raya.
Ia mengatakan, berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS, luasan panen raya di bulan Februari sebesar 1 juta hektare dengan produksi beras jutaan ton.
“Jika produksi rata-rata 5 ton per hektare dari 1 juta hektare, artinya minimal ada 10 juta ton gabah setara 5 sampai 6 juta ton beras. Oleh karena itu, dari hitungan yang ada, ketersediaan beras kita cukup,” kata Yasin.
Ia menyebut Kabupaten Semarang menjadi salah satu penyumbang terbesar beras nasional pada masa panen raya 2023. Luas panen di Kabupaten Semarang pada Februari ini 3.198 ha dan Maret 3.689 ha dengan produktivitas 6 sampai 7 ton per hektare.
“Produksi padi di Jawa Tengah khususnya di Semarang memasuki masa panen raya. Ini juga menyimbolkan bahwa seluruh Indonesia sekarang lagi panen raya. Saya menyampaikan terima kasih, produksi padi di sini cukup tinggi. Kalau dilihat dari jumlah malainya di atas 7 ton per hektare,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Semarang Ngesti Nugraha menyebut luasan lahan pertanian di Kabupaten Semarang mencapai 62 ribu hektare. Sementara luas lahan sawah 32 ribu hektare dengan produktivitas padi 6,4 ton per hektare.
“Harapan kami produksi padi ke depannya ditingkatkan. Kami memiliki program pemulihan lahan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Kami telah coba mengurangi pupuk kimia dari 200 kilogram menjadi 130 kilogram.
Hasilnya dari 6 ton per hektare menjadi 8,8 ton per hektare. Kami sangat bersyukur adanya program Bapak Menteri Pertanian mengurangi penggunaan pupuk kimia, salah satunya Biosaka,” kata Ngesti Nugraha.
(R-01)