Media Tabung Angka Meningkatkan Aspek Kognitif Anak TK B dalam Kemampuan Berhitung

Penulis Yusup AR
Senin, 3 Apr 2023, 04:25 WIB

Radarpos.com, Magelang – Pendidik mengungkapkan bahwa pendidikan anak usia dini sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

Pendidik memberikan stimulus untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidik menjelaskan alat indera anak sejak dilahirkan sudah berfungsi, namun belum semuanya dapat digunakan secara sempurna.

Pendidik mengungkapkan bahwa peserta didik memerlukan waktu hingga usia matang perkembangannya. Anak usia dini sebagai sosok individu yang sedang menjalani proses perkembangan yang pesat dan fundamental bagi kehidupannya yang lebih lanjut.

Pendidik memahami bahwa pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh dan menekankan pada perkembangan seluruh aspek kepribadian anak.

Pendidik mengungkapkan bahwa PAUD memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai aspek perkembangan seperti: kognitif, bahasa, social emosional, fisik dan motorik.

Pendidik mengungkapkan bahwa kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan salah satu kemampuan dari aspek perkembangan kognitif.

Pendidik mengartikan Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan oleh pisikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengelolaan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh ilmu pengetahuan dalam memecahkan masalah.

Maria Ulfa (2019) menjelaskan teori kognitif menurut Woolfolk sebagai salah satu kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Beliau menambahkan bahwa kemampuan perkembangan kognitif antara lain: mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk, dan ukuran, mencocokkan lingkaran, segitiga, dan segi empat serta mengenali dan menghitung angka 1 sampai 20.

Pendidik mengungkapkan bahwa perkembangan kognitif 5-6 tahun sesuai dengan Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, sebagai berikut:

  1. Menyebutkan lamabang bilangan 1-10.
  2. Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan segari-hari.
  3. Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran.
  4. Mengenalkan pola ABCD-ABCD dan
  5. Peserta didik mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke besar dan sebaliknya.

Pendidik menjelaskan Kognisi adalah proses dan produk yang terjadi dalam otak sehingga menghasilkan pengetahuan. Kognisi mencakup berbagai aktivitas mental seperti: memperhatikan, mengingat, melambangkan, mengelompokkan, merencanakan, menalar, memecahkan masalah, menghasilkan dan membayangkan.

Anak mengalami perkembangan kognitif yang melibatkan keterampilan belajar melalui proses elaborasi didalam otak (mind), dan kegiatan mental internal yang kompleks. Dengan demikian, keterampilan belajar bukan hanya diperoleh karena perubahan perilaku, karena proses kematangan yang dialaminya.

Pendidik memahami bahwa Kognitif sebagai pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan dan yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.

Pendidik menyadari bahwa perkembangan kognitif menunjukan perkembangan dari cara anak berpikir. Anak memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan berbagai cara berfikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dan dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.

Menurut Piaget ada beberapa kemampuan perkembangan kognitif anak pada tahap ini, sebagai berikut:

  1. Menggunakan Simbol,
  2. Mampu Mengklasifikasikan,
  3. Memahami Angka, dan
  4. Memahami huruf abjad.

Peserta didik mengenal media sebagai alat pembelajaran yang sangat membantu dalam proses belajar dengan adanya media dapat menstimulus pikiran, perasaan, perhatian dan minat anak sehigga terjadi proses belajar-mengajar yang menyenangkan.

Pendidik menyimpulkan bahwa media kartu angka bergambar merupakan media tiga dimensi berupa gambar dan simbol bilangan (angka) yang terbuat dari kertas karton dan sejenisnya yang dilapisi plastik berukuran 4x4cm, kartu ini jumlahnya menyesuaikan keperluan dan tingkat perkembangan yang dialami oleh anak.

Nunuk Suryani (2018) mengartikan kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Beliau mendefinisikan medium sebagai perantara atau pegantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju ke penerimanya.

Education Assocation (NEA) dalam AECT memuat penjelasan tentang segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, dan dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.

Ni Wayan Mespati (2014) berpendapat bahwa media adalah perantara dan pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Beliau menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara (pengantar).

Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Pendidik menjelaskan secara lebih khusus media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis dan elektonis untuk menangkap, memperoses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Pendidik dalam pembelajaran dapat menggunakan media kartu angka bergambar menjadi sebuah permainan, sehingga anak tidak bosan. Anak dapat menebak angka, memasangkan kartu angka bergambar dengan banyak benda, mengurutkan kartu angka bergambar, dan mengklasifikasikan warna.

Maria Ulfa (2019) menyebutkan cara guru menggunakan media kartu angka bergambar tersebut, antara lain:

  1. Guru mengajak anak untuk bernyanyi,
  2. Guru mengatur posisi duduk,
  3. Setiap anak memegang kartu angka bergambar,
  4. Guru mengajak anak untuk berhitung 1-10 dengan menggunakan karu angka bergambar,
  5. Guru meminta setiap anak maju kedepan, untuk menyebutkan jumlah angka dengan menggunakan kartu angka bergambar,
  6. Guru meminta setiap anak maju kedepan, untuk menghitung angka sesuai dengan jumlah gambar yang dipegangnya,
  7. Guru meminta setiap anak maju kedepan, untuk mengurutkan angka satu sampai sepuluh dengan menggunakan kartu angka bergambar,
  8. Guru meminta setiap anak untuk mengelompokan warna sesuai dengan warna yang telah ditentukan.

Siswa melalui penggunaan ‘media tabung angka’ dapat meningkatkan kemampuan kognitif, khususnya dalam aspek mengenal angka bagi anak TK B sejak dini. Peserta didik akan lebih mudah melakukan kegiatan berhitung melalui media tabung angka yang menarik dan inspiratif melaui media tabung angka.

Dengan demikian, anak kelompok B di TK Pertiwi Plosogede 2 kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah akan lebih mudah dalam meningkatkan aspek kognitifnya terutama kemampuan berhitung melalui media tabung angka agar hasil belajarnya meningkat.(**)

Penulis : Supratmi S.Pd AUD
Guru TK Pertiwi Plosogede 2, Kec Ngluwar, Magelang

Rekomendasi