Media Gambar Dan Modifikasi Mistar Pada Siswa Untuk Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi

Penulis Admin
Minggu, 8 Okt 2023, 17:13 WIB

Radarpos.com.Karanganyar  – Hampir Setiap cabang olah raga memerlukan keterampilan, keberanian, kesenangan dan percaya diri tertentu dalam melakukan agar hasilnya bisa maksimal. Seperti tinju, pencak silat, karate, sepak bola dan cabang olah raga yang lain memerlukan hal tersebut. Demikian juga halnya dengan cabang olah raga lompat tinggi, agar hasilnya optimal perlu memiliki keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam melakukannya (Hamalik, 2018).

Namun kenyataannya tidak semua murid memiliki keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam melakukan gerak dalam cabang olahraga lompat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran lompat tinggi mengalami masalah yang harus dicari solusinya. Kesulitan yang dihadapi siswa adalah, siswa tidak berani melompat pada alat yang sesungguhnya. Sehingga pembelajaran lompat tinggi tidak dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan. Salah satu tugas seorang guru olahraga adalah meyiapkan diri untuk mengajar para siswanya yang mempunyai minat dan bakat di bidang olahraga tertentu, guna mencapai prestasi optimalnya kelak.

Berangkat dari hal tersebut di atas, maka guru PJOK di SD Negeri 01 Sewurejo Mojogedang Karanganyar menerapkan salah satu media yaitu ‘”Penggunaan media gambar dan mistar yang berupa karet” yang dianggap efektif dan efisien untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam pembelajaran lompat tinggi. Diharapkan dengan cara memodifikasi alat pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan mistar yang berupa karet siswa akan lebih konsentrasi pada lompatan dibandingkan dengan menggunakan media standar pada lompat tinggi, sehingga akan terhindar dari rasa takut, timbul kesenangan dan rasa percaya diri yang menuju pada perubahan dan perbaikan sesuai yang diharapkan.

Modifikasi menurut Rahardja (2018) merupakan salah satu usaha guru agar pembelajaran dapat tercapai, termasuk didalamnya “Body scaling” atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus dijadikan prinsip utamadalam memodivikasi pembelajaran penjas, termasuk pembelajaran atletik.
Rahardja (2018) menambahkan cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang: 1) Tujuan. 2) Karakteristik materi. 3) Kondisi lingkungan. 4) Evaluasinya.Adapun permainan yang mengarah kepembelajaran lompat tinggi adalah lompat tali. Permainan ini bisa di mainkan oleh semua siswa. Media yang digunakan adalah tali karet. Cara bermainnya adalah dua siswa memegang karet pada ujungnya kemudian siswa menentukan ketinggian yang akan dilompati. Selanjutnya secara bergantian siswa melompati karet tersebut.

Adapun pelaksanaan penggunaan media gambar dan mistar yang berupa karet [ada siswa di SDN 01 Sewurejo ,Mojogedang Karanganyar adalah; 1). Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa. 2). Guru menjelaskan melalui gambar tentang gerakan awalan, tolakan, saat diatas mistar serta pendaratan serta memberi contoh gerakan lonpat tinggi dengan menggunakan media gambar dan mistar karet, yaitu : a. Gerakan awalan yaitu mengambil ancang-ancang dengan berlari dari depan mistar sejauh kurang lebih 10-15 m. b. Gerakan tolakan yaitu setelah melakukan awalan kemudian sampai depan mistar menolak dengan bertumpu pada salah satu kaki yang terkuat sebelum melewati mistar dengan ketinggian antara 50 – 75 cm. c. Gerakan saat diatas mistar yaitu setelah menolak kemudian berusaha melewati mistar dan berupaya agar tidak menyentuh mistar. d. Gerakan saat pendaratan yaitu setelah melompat berupaya menjatuhkan diri diatas matras atau pasir dengan sebaik- baiknya yaitu mengenai pungung tangan terlebih dahulu.

 

3). Siswa mengamati gambar yang ditunjukan guru serta memperhatikan penjelasan dan contoh gerakan dari guru. 4). Siswa melakukan gerakan awalan seperti yang dicontohkan guru secara bergantian sesuai dalam kelompoknya masing-masing yaitu mengambil ancang-ancang dengan berlari dari depan mistar sejauhkurang lebih 10-15 m. 5). Guru mengoreksi gerakan siswa yang tidak sesuai dengan gerakan yang diharapkan guru.6). Siswa melakukan gerakan yang telah dikoreksi guru. 7). Siswa melakukan gerakan tolakan seperti yang dicontohkan guru secara bergantian sesuai dalam kelompoknya masing-masing yaitu setelah melakukan awalan kemudian sampai depan mistar menolak dengan bertumpu pada salah satu kaki yang terkuat sebelum melewati mistar. 8). Guru mengoreksi gerakan siswa yang tidak sesuai dengan gerakan yang diharapkan guru. 9). Siswa melakukan gerakan yang telah dikoreksi guru. 10).Siswa melakukan gerakan diatas mistar seperti yang dicontohkan guru secara bergantian sesuai dalam kelompoknya masing-masing yaitu setelah menolak kemudian berusaha melewati mistar danberupaya agar tidak menyentuh mistar. 11).Guru mengoreksi gerakan siswa yang tidak sesuai dengan gerakan yang diharapkan guru.12).Siswa melakukan gerakan yang telah dikoreksi guru. 13).Siswa melakukan gerakan pendaratan seperti yang dicontohkan guru yaitu setelah melompat berupaya menjatuhkan diri diatasmatras atau pasir dengan sebaiak-baiknya yaitu mengenai pungungtangan terlebih dahulu sesuai dengan kelompoknya.

Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan media gambar dan mistar karet ini telah nampak antara lain: a. Meningkatkan kemampuan dan prestasi terutama bagi siswa yang nilai belajarnya rendah. b. Kerja kelompok berguna pula dalam menyalurkan dan mengarahkan kreatifitas belajar siswa sesuai dengan kemampuannya. c. Melalui kerja kelompok siswa dapat memecahkan masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri sebab tidak semua masalah belajar dapat dipecahkan sendiri oleh siswa tetapi membutuhkan bantuan dan pendapat orang lain. d. Proses dan hasil yang diperoleh dari kerja kelompok lebih kaya dan komperhensif pendapatnya, belajar menghargai pendapat orang lain, toleransi social dan lain-lain. Maka dengan demikian dapat disimpulkan peningkatan hasil belajar lompat tinggi melalui media gambar dan modifikasi mistar pada siswa kelas di SDN 01 Sewurejo, Mojogedang Karanganyar ini berhasil.(**)

Oleh

Wahyudi, S.Pd Guru PJOK SD N 01 Sewurejo Mojogedang Karanganyar Jawa Tengah.

Rekomendasi