Manfaat Kolose Untuk Perkembangan Motorik Halus

Penulis Admin
Minggu, 22 Okt 2023, 15:19 WIB

Radarpos.com.Karanganyar – Usia emas merupakan perkembangan yang sangat berpengaruh pada periode selanjutnya hingga dewasa, inilah saat yang tepat untuk mengembangkan kemampuan anak, melalui enam aspek perkembangan yaitu agama, moral, fisik motorik, kognitif dan bahasa, serta seni. Richard (dalam Sumantri 2017: 143) menambahkan keterampilan ini melibatkan koordinasi neuromuskular yang membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi untuk keberhasilan kemampuan ini.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pembinaan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, pendidikan ini diupayakan untuk merangsang, membimbing, membina dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pada dasarnya pendidikan anak usia dini merupakan bentuk pendidikan yang menitikberatkan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan kreatif, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual (Lukman, 2018).

Lukman menambahkan (2018:15) pada pendidikan anak usia dini, otak anak berkembang sangat pesat. Perkembangan otak anak usia dini mampu mencapai lebih dari lima puluh persen, oleh karena itu usia dini disebut juga sebagai fase fundamental bagi perkembangan individu yang sering disebut dengan masa keemasan.
Dari perkembangan aspek fisik motorik salah satu aspek yang penting dikembangkan karena pada aspek perkembangan fisik motorik anak belajar memahami gerakan sederhana yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

 

Fisik motorik kasar merupakan kemampuan gerak tubuh berdasarkan otot-otot besar, sebagian otot besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan supaya anak bisa duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan gerak lainnnya. Salah satu gerakan dasar yang harus dikembangkan dalam aspek fisik motorik adalah gerakan lokomotor. Gerakan lokomotor merupakan gerakan yang menyebabkan terjadinya perpindahan tempat atau keterampilan yang digunakan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain (Sujiono, 2019: 4.6).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru kelompok A di TK Desa Karangrejo 01 Kerjo Karanganyar melakukan peningkatan pada perkembangan anak untuk dapat mengembangkan keterampilan motorik halus melalui metode kolase dengan biji-bijian.

Menurut Pamadhi (2018: 5.4) kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan berbagai bahan sepanjang bahan tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lainnya sehingga dapat digabungkan menjadi suatu karya yang utuh dan dapat mewakili ekspresi dari perasaan estetis orang yang membuatnya. .
Kolase menurut Sulaiman (2017) adalah kegiatan menempel, merekatkan, dan meletakkan sesuatu pada suatu media. Seperti media kertas atau media lainnya, menggunakan lem sebagai perekat untuk merekatkan benda-benda yang ditempelkan. Kolase dapat dilakukan dengan berbagai media, salah satunya adalah benih. Media biji-bijian ini digunakan sebagai media pembelajaran. Beberapa kelebihan dari media ini adalah menarik dari segi bentuk dan jenisnya serta bahannya mudah didapat di sekitar kita, misalnya benih jagung, benih padi, benih kacang hijau, dan lain-lain.

Manfaat kolase untuk perkembangan motorik halus Beal (2017:93) mengemukakan bahwa menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan motorik halus pada anak. Menempel sering juga disebut kolase, kegiatan menempel merupakan salah satu kegiatan yang diminati anak-anak, karena berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan.

Adapun langkah-langkah kegiatan guru kelompok A di TK Desa Karangrejo 01 Kerjo Karanganyar , melakukan peningkatan pada perkembangan anak untuk dapat mengembangkan keterampilan motorik halus melalui metode kolase dengan biji-bijian adalah kegiatan awal yang diisi dengan salam, berdo‟a, dan apersepsi sebelum pembelajaran. Yang kemudian dilanjut dengan guru mulai menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan dengan menunjukkan sekaligus menjelaskan tentang alat dan bahan apa saja yang akan digunakan dalam pembelajaran kolase biji-bijian, setelah sedikit diberi penejelasan guru akan memberikan contoh bagaimana untuk mengerjakan penugasan yang akan diberikan, setelah itu anak-anak dibagikan alat dan bahannya dan mulai mengerjakan. Setelah semua selesai guru akan mereview kegiatan yang sudah dilakukan kemudian pulang.

Berdasarkan hasil kegiatan penerapan metode kolase dengan biji-bijian pada siswa kelompok A TK Desa Karangrejo 1 Kerjo,Karanganyar dapat disimpulkan bahwa kegiatan kolase dengan berbagai macam biji-bijian dapat meningkatkan motorik halus anak. Selain bermanfaat bagi anak, cara ini sangat bermanfaat bagi lembaga pendidikan yaitu penerapan kegiatan kolase dengan biji dapat dijadikan salah satu alternatif dalam KBM agar motorik halus anak dapat meningkat.

 

Sedangkan guru TK dapat mendukung keberhasilan KBM dengan menyajikan pembelajaran dengan metode yang tepat dan menggunakan media yang tepat, serta dapat meningkatkan motorik halus dalam hal kolase, tentunya dengan media yang tepat dan dapat menarik minat belajar anak. Kegiatan kolase dengan biji dapat dijadikan sebagai salah satu kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK, namun sebaiknya dalam permainan ini. Dengan metode kolase biji-bijian ini, kegiatan pembelajaran kelompok A di TK Desa Karangrejo 01 Kerjo, Karanganyar menjadi lebih menyenangkan, terutama untuk pengembangan motorik halus.(**)

Oleh

Sei Suwarni, S.Pd TK Desa Karangrejo 01 Kerjo, Karanganyar, Jawa Tengah

Rekomendasi