Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2023/2024 kenalkan terobosan baru dalam pembibitan cabai rawit di KWT Sumber Mulyo, Pakai Jamur?

Penulis Admin
Minggu, 11 Agu 2024, 04:54 WIB

Radarpos.com.Sukoharjo – Mahasiswi KKN TIM II UNDIP 2023/2024 mengadakan pelatihan pembibitan cabai rawit untuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Sumber Mulyo di Desa Pojok. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2024 di Kebun Percobaan KWT Sumber Mulyo. Adanya kegiatan ini sebagai solusi atas berbagai permasalahan dalam budidaya cabai rawit, khususnya pada tahap pembibitan yang kerap menemukan kendala.

Kegiatan pembibitan dilakukan dengan adopsi teknologi pertanian berkelanjutan yaitu dengan memanfaatkan agensi hayati berupa jamur antagonis Trichoderma sp. yang dapat melawan patogen pada tanaman cabai. Pelatihan pembibitan tanaman cabai diikuti oleh 9 orang ibu-ibu anggota KWT Sumber Mulyo, Desa Pojok.

Pelatihan pembibitan ini merupakan salah satu program kerja dari mahasiswi KKN Tim II Undip yaitu Nadiroh. Pengambilan program kerja ini didasari pada keluhan ibu-ibu anggota KWT yang mengalami permasalahan pada budidaya tanaman cabai rawit yang mereka budidayakan. Kualitas bibit yang kurang baik menimbulkan masalah yaitu tanaman mudah menguning dan mati setelah dipindah tanam. Selain itu, keberadaan rumah bibit yang terbengkalai di KWT Sumber Mulyo menjadi latar belakang penting diadakannya pelatihan ini.

Pembibitan yang dilakukan di KWT Sumber Mulyo mengedepankan aspek lingkungan dengan pemanfaatan agensi hayati yaitu Trichoderma sp. sebagai biofungisida sekaligus pupuk bagi bibit tanaman cabai. “Saya kenalkan Trichoderma sp. ke ibu-ibu KWT Sumber Mulyo karena jamur ini bisa jadi lawan jamur yang biasanya menyebabkan patek di cabai, Trichoderma juga bisa dikembangbiakan secara mandiri oleh ibu-ibu dengan bahan yang mudah ditemui di dapur seperti beras. Saya juga kenalkan cara perbanyakannya supaya ibu-ibu bisa kembangkan sendiri di rumah.” Ujar Nadiroh, Mahasiswi KKN Undip.

Pelatihan Pembbitan cabe di Desa Pojok

Pelatihan dimulai dengan pengenalan alat dan bahan yang digunakan dalam pembibitan cabai rawit. Diawal pelatihan juga dijelaskan fungsi dan cara kerja dari Trichoderma sp. pada tanaman cabai. Setelah penjelasan teori pembibitan cabai, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi secara langsung oleh mahasiswa bersama dengan ibu-ibu anggota KWT. Tahap pembibitan meliputi penyiapan media, pengecambahan benih, penanaman, perawatan dan pindah tanam.

Salah satu inovasi dalam pelatihan ini adalah penggunaan Trichoderma sp., jamur antagonis yang efektif dalam melawan penyakit tanaman seperti antraknosa pada cabai. Jamur ini membantu meningkatkan daya tahan bibit terhadap penyakit, sehingga meningkatkan kualitas dan keberhasilan pindah tanam. Ibu Dwi, Ketua KWT Sumber Mulyo, menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan ini. “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena selama ini tanaman cabai mengalami masalah saat budidaya. Dengan adanya pelatihan ini, kami jadi lebih paham cara yang benar dalam pembibitan, terutama dengan penerapan aplikasi Trichoderma sp. yang bisa mengatasi penyakit seperti penyakit patek,” Ujar ibu Dwi.

Para peserta pelatihan menunjukkan antusiasme tinggi saat mempraktikkan langsung teknik-teknik yang diajarkan. Di akhir kegiatan, juga terdapat penyerahan modul pembibitan tanaman cabai kepada anggota KWT. Modul ini dirancang sebagai panduan lengkap yang memuat semua langkah dan teknik pembibitan, sehingga para anggota KWT bisa melaksanakan pembibitan secara mandiri di masa mendatang.

Melalui pelatihan ini, diharapkan kualitas pembibitan cabai di KWT Sumber Mulyo dapat meningkat, mendukung keberhasilan budidaya cabai, dan memanfaatkan rumah bibit yang sebelumnya terbengkalai. Inovasi seperti penggunaan Trichoderma sp. diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang bagi para petani cabai di Desa Pojok dan sekitarnya.(**/Ys)

Rekomendasi