Direct intruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menjahit Kemeja siswa Kelas XI Busana SMK Negeri 1 Kalinyamatan

Penulis Admin
Rabu, 6 Sep 2023, 15:33 WIB

Radarpos.com.Jepara – Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia. Menyadari hal tersebut, pemerintah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan akan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh suatu proses pembelajaran dimana pembelajaran dilakukan oleh seorang guru dan siswa.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara utuh sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk meningkatkan cara belajar, perlu memperhatikan beberapa faktor agar pembelajaran efektif sebagai berikut: (1) kondisi internal meliputi: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kebersamaan, kebutuhan keinginan dan keberhasilan, kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan untuk mengetahui dan memahami, kebutuhan estetis. (2) kondisi eksternal meliputi: 1) lingkungan sosial yang meliputi sikap keluarga, kondisi ekonomi keluarga, hubungan antar keluarga, guru/pengajar, teman pergaulan, sedangkan 2) lingkungan fisik meliputi suasana rumah,

kondisi tempat. untuk pembelajaran, fasilitas belajar, waktu sekolah. Proses kegiatan pembelajaran Untuk menjamin dan menumbuhkan suasana belajar yang efektif, guru dan siswa dapat melakukan beberapa upaya di antaranya: (1) Sikap guru terhadap pembelajaran di kelas. (2) Perlu adanya kesadaran yang tinggi di kalangan siswa untuk menumbuhkan kedisiplinan dan ketertiban yang baik di dalam kelas. (3) Guru dan siswa berupaya menciptakan hubungan dan kerjasama yang serasi, selaras dan seimbang di dalam kelas, yang dijiwai dengan rasa kekeluargaan dan kebersamaan (Slameto, 2017).

Menurut Hamdan (2016), Tata Busana adalah suatu disiplin ilmu dan seni mengenai penerapan desain, estetika, dan keindahan alam pada pakaian serta dekorasi tambahannya. Adopsi fashion dipengaruhi oleh pola budaya dan sosial yang berbeda-beda menurut waktu dan tempat. Di Indonesia, Tata Busana banyak diajarkan di SMK dan Madrasah Aliyah dimana siswa yang mempelajari disiplin ilmu ini diarahkan untuk menjadi ahli atau perancang busana yang dapat mendesain pakaian sendiri dan memahami selera pasar. Pada jenjang pendidikan tinggi, desain fesyen atau fashion design merupakan salah satu jurusan yang ditawarkan oleh sekolah desain dan seni bagi mereka yang tertarik untuk berkarir di industri fashion.

Tujuan Kompetensi Keahlian Busana adalah 1) mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri dan mampu diserap DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai kompetensinya; 2) Memberikan bekal untuk dapat berkarir, ulet dan aktif dalam kompetensi, mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional sesuai kompetensi yang dimilikinya; 3) Membekali peserta didik dalam wawasan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kewirausahaan sehingga mampu mengembangkan diri di masa depan baik secara mandiri maupun melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; 4) Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam bidang: Menggambar Busana, Pembuatan Pola, Pembuatan Busana, untuk pria, wanita, dewasa dan anak-anak serta Sulaman.

Kemeja atau kamisa (dari bahasa Portugis: camisa) adalah salah satu jenis baju atau atasan yang terutama digunakan untuk pria. Pakaian ini menutupi tangan, bahu, dada sampai ke perut. Pakaian yang umumnya merujuk pada kemeja adalah baju berkerah.Saat ini kemeja sudah tersedia dalam berbagai model yang modern dan kekinian. Mulai dari kemeja lengan panjang dan pendek, bentuk kerah mao, hingga modelnya yang kasual. Dengan demikian, kemeja jadi lebih mudah dikombinasikan bersama beragam jenis bawahan.

Salah satu model kemeja yang sering dipakai untuk kebutuhan sehari-hari biasanya dibuat dengan jahitan hem. Sedangkan untuk bahannya ada beragam, seperti katun, linen, flanel, polyester, dan lain-lain.
Berdasarkan hal tersebut di atas, pada mata pelajaran tata busana siswa kelas XI Busana SMK Negeri 1 Kalinyamatan Jepara diterapkan metode dengan model Direct intruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menjahit kemeja. Model Direct intruction merupakan pendekatan pengajaran yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan langkah demi langkah.
Direct Instruction atau Pembelajaran Langsung adalah model pembelajaran yang dirancang khusus untuk mendukung proses belajar siswa terkait pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola aktivitas bertahap, langkah demi langkah (Sugiyono, 2018).

Model Direct intruction ini menuntut guru mampu mendemonstrasikan (mendemonstrasikan) setiap materi pelajaran sehingga siswa dapat memahami materi secara prosedural. Pada saat demonstrasi berlangsung siswa juga terlibat aktif, setelah itu guru juga harus mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Guru dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan baik karena proses pembelajaran telah direncanakan dengan baik dimana pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural diajarkan secara beriringan.

Langkah-langkah penerapan Direct intruction siswa kelas XI Busana di SMK Negeri 1 Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dikuasai siswa dan tujuan pembelajaran serta informasi tentang latihan pembelajaran, pentingnya pelajaran, persiapan siswa dalam belajar; 2) Guru mendemonstrasikan pengetahuan/keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi langkah demi langkah; 3) Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal; 4) Memeriksa apakah siswa telah berhasil melaksanakan tugas dengan baik, memberikan umpan balik; 5) Guru memberikan kesempatan untuk pelatihan lebih lanjut, dengan perhatian khusus pada penerapan pada situasi dan kehidupan sehari-hari yang lebih kompleks.

Dengan model Direct intruction, guru mengontrol isi materi dan urutan informasi yang diterima siswa sehingga dapat tetap fokus pada apa yang harus dicapai siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode dengan model Direct intruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menjahit kemeja siswa kelas XI Busana di SMK Negeri 1 Kalinyamatan Jepara.(**)

Rekomendasi