Darurat Sampah, Pemkab Kendal Belajar dari Kota Malang Untuk Mengolah Menjadi Nilai Ekonomi

Penulis Agus Imam S
Sabtu, 9 Agu 2025, 07:29 WIB

Radarpos.com. Kendal – Pemkab Kendal, melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan kunjungan ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Supit Urang, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat 8 Agustus 2025.

Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan studi banding terkait pengelolaan sampah, agar mempunyai nilai ekonomi, khususnya penerapan sistem sanitary landfill.

Kepala Dinas Kominfo Kendal, Ardi Prasetyo, mengatakan Kota Malang dipilih sebagai tujuan studi banding karena pengelolaan TPA di daerah tersebut dinilai baik dan tertata. “Kami memilih ke Kota Malang karena pengelolaan sampahnya cukup bagus, sehingga bisa menjadi acuan untuk pengelolaan sampah di Kendal,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala DLH Kendal, Aris Irwanto, menegaskan bahwa penerapan sanitary landfill merupakan keharusan. Hal ini mengacu pada surat peringatan dari Menteri Lingkungan Hidup yang mewajibkan TPA Darupono di Kendal beralih dari sistem open dumping menjadi sanitary landfill.

“Kementerian Lingkungan Hidup akan memberikan sanksi berupa penutupan TPA jika masih dikelola dengan sistem open dumping,” jelasnya. TPA Supit Urang di Kota Malang diketahui telah menerapkan sistem sanitary landfill secara optimal.

Instalasi pengolahan air lindi (leachate treatment plant) di lokasi ini mampu menghasilkan air limbah yang ramah lingkungan. Selain itu, pemilahan sampah dilakukan dengan peralatan modern, sehingga dapat menghasilkan kompos yang bernilai jual.

Kepala UPT TPA Supit Urang Kota Malang, Arif Darmawan, mengatakan pengelolaan TPA harus dilakukan secara tertata dan terintegrasi agar lebih efisien dan berkelanjutan.

“Penanganan TPA memang memerlukan biaya besar, sehingga harus mampu menghasilkan pemasukan atau PAD yang lebih besar pula,” tuturnya.

Arif menambahkan, pengolahan sampah untuk menjadi nilai ekonomi juga memerlukan tenaga kerja. Di pengolahan sampah supit urang ada sekitar 95 tenaga kerja jadi dapat membuka lapangan bagi warga sekitar.(**/AIS)

Rekomendasi