Radarpos.com.Mojokerto – Komplotan spesialis maling kabel gardu PLN sudah 42 kali beraksi di wilayah PLN UP3 Mojokerto dalam 3 bulan terakhir. Perbuatan para pelaku menyebabkan PLN harus menanggung kerugian Rp 207 juta.
Komplotan spesialis maling kabel gardu PLN yang diringkus Polres Mojokerto Kota berjumlah 4 orang. Yaitu YN (37), warga Gunungsari, Serang, Banten, RR (26), warga Cigading, Kelurahan Tegalratu, Ciwandan, Kota Cilegon, SM (30), warga Citangkil, Kota Cilegon, Banten, serta I (37), warga Galis, Bangkalan, Madura.
Sepanjang April-Juni 2023 saja, mereka sudah beraksi 42 kali di wilayah kerja PLN UP3 Mojokerto. Meliputi Kabupaten dan Kota Mojokerto, Jombang dan Nganjuk. Komplotan maling ini menyasar gardu PLN yang jauh dari permukiman penduduk.
Di setiap gardu, mereka memotong 4 kabel NYY yang menghantarkan listrik dari trafo ke kotak panel atau papan hubung bagi tegangan rendah (PHB TR). Masing-masing kabel panjangnya 9 meter dengan diameter 1,5 cm berupa tembaga murni.
“Harga kabel itu kalau baru sekitar Rp 200.000 per meter,” kata Manajer PLN UP3 Mojokerto Yudi Lordianto ketika jumpa pers di Mapolres Mojokerto Kota, Jalan Bhayangkara, Rabu (5/7/2023).
“Kerugian secara total 42 titik wilayah PLN UP3 Mojokerto Rp 207 juta. Yang lebih utama adalah citra perusahaan terkait pasokan listrik kepada para pelanggan,” terangnya.
Oleh YN dan kawan-kawan, kabel yang hasil curian dijual kepada penadah di Kebomas, Gresik Rp 70.000 per Kg. Menurut Yudi, dari setiap gardu PLN, para pelaku mendapatkan 27 Kg tembaga. Artinya, mereka meraup untung sekitar Rp 1,89 juta per titik.
Ia menilai aksi komplotan ini tergolong nekat. Sebab mereka berani memotong kabel dari trafo yang mengandung listrik bertegangan 220 volt dengan arus 300 ampere. Listrik dari panel, rata-rata dialirkan ke 300 pelanggan.
“Yang dilakukan para pelaku, memakai gunting baja yang sudah dilakban. Sebenarnya sangat berbahaya karena arus listrinya sangat besar,” jelasnya.
Yudi mengapresiasi kerja keras Polres Mojokerto Kota. Karena baru kali ini kasus pencurian kabel gardu PLN yang selama ini marak di berbagai daerah wilayah Jatim berhasil diungkap.
Untuk mencegah pencurian serupa, Yudi meminta partisipasi masyarakat agar melapor ke PLN atau polisi ketika memergoki aktivitas mencurigakan di gardu. Menurutnya, petugas PLN biasa melakukan perbaikan di gardu memakai perlatan keamanan. Mulai dari helm, sarung tangan, rompi hingga sepatu safety.
“Rompi petugas kami dilengkapi identitas perusahaan. Kami imbau masyarakat jika menemukan aktivitas mencurigakan segera melapor ke PLN, laporan bisa melalui PLN mobile,” ujarnya.
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria menilai maraknya pencurian kabel gardu PLN akhir-akhir ini karena masyarakat juga tidak sadar telah menjadi korban. Ketika listrik padam tanpa pemberitahuan dari PLN, masyarakat mengira sedang ada pemeliharaan jaringan.
Sehingga masyarakat enggan melapor ke PLN maupun kepolisian terdekat. Di sisi lain, PLN UP3 Mojokerto kekurangan personil untuk mengawasi 5.200 gardu di wilayah kerja mereka. Sehingga komplotan maling dengan mudahnya menghindari patroli yang dilakukan petugas PLN setiap malam.
“Ketika bertemu masyarakat, para pelaku dengan tenang mengaku dari PLN sedang melakukan perbaikan. Sehingga mereka leluasa,” jelasnya.
Ke depan, Wiwit mengajak masyarakat ikut peduli dan menjaga gardu PLN di wilayah masing-masing. “Apabila menemukan aktivitas di gardu tidak memakai atribut PLN agar melaporkan ke polsek terdekat atau layanan PLN,” tandasnya [Bud/Team]