Warga Weleri, Tuntut Stockpile Ditutup, Bupati Kendal Turun Tangan

Penulis Agus Imam S
Senin, 14 Apr 2025, 02:12 WIB

Radarpos.com .Kendal – Warga dari empat desa di Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, menggelar aksi keprihatinan dengan bersih-bersih jalan, sebagai bentuk protes galian C, Sabtu (13/4/2015).

Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap keberadaan stockpile galian C yang dinilai mengganggu kenyamanan warga.

Aksi tersebut dilakukan warga dari Desa Penyangkringan, Nawangsari, Sumberagung, dan Bumiayu. Mereka tetap melakukan aksi sambil menyampaikan tuntutan agar stockpile yang berada di lingkungan mereka segera ditutup.

Pantauan di lokasi, warga secara swadaya menyapu jalanan dari debu dan sisa tanah yang jatuh dari truk-truk pengangkut material. Sebagian lainnya tampak melakukan pengecoran jalan yang rusak ringan dengan material hasil iuran bersama.

Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari turun langsung menemui warga. Ia datang bersama Kepala Badan Kesbangpol Alfebian Yulando dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aris Irwanto.

“Saya mengapresiasi cara warga menyampaikan aspirasi. Ini cara yang baik dan damai,” kata Bupati Dyah di lokasi.
Namun ia menegaskan, Pemkab tak bisa serta-merta mengambil keputusan menutup stockpile. Pemkab perlu mengkaji lebih lanjut bersama dinas terkait dan para pengusaha.

“Kita perlu berembuk bersama, baik dengan dinas-dinas maupun pengusaha. Tidak bisa sepihak. Harus kita kaji dulu,” ujarnya.

Ia juga mengatakan akan menindaklanjuti apa yang disuarakan warga.

“Yang jelas, apa yang disuarakan Bapak dan Ibu dari empat desa ini akan segera kami tindak lanjuti,” tegasnya.
Salah satu warga, Alex Susanto, Ketua RT 11 Desa Bumiayu, mengaku lega karena aksi warga direspons langsung oleh Bupati. Meski begitu, ia menegaskan tuntutan warga tetap sama.

“Pokoknya kami minta kepada Ibu Bupati, stockpile harus ditutup. Ada izin atau tidak, kami minta tutup!” ucap Alex.

Menurutnya, selama ini keberadaan stockpile membuat warga sengsara. Jalan rusak akibat truk dump yang hilir mudik, debu beterbangan menyebabkan ISPA, hingga warung makan jadi sepi pembeli.

“Yang janji memperbaiki jalan itu dari pihak stockpile, tapi sampai sekarang nggak ada realisasinya. Akhirnya warga yang bergerak sendiri,” ujarnya.(**/AIS)

Rekomendasi