Radapos.com, Karanganyar – Sebagian warga Kabupaten Karanganyar mengharapkan rute bus Batik Solo Trans (BST) diperpanjang hingga Karanganyar kota via Jl. Lawu. Mereka menilai BST bisa jadi moda transportasi alternatif yang nyaman dan tepat waktu.
Sofiatun, warga Desa Jati, Kecamatan Jaten, Karanganyar, berharap rencana perpanjangan rute BST ke Karanganyar kota bisa segera terealisasi. Sebab bus BST dirasakan sebagai transportasi yang aman dan nyaman.
“Saya senang dan justru sangat mengharapkan rencana ini bisa terealisasi. Sebab angkutan yang nyaman seperti BST ini sangat dibutuhkan orang seperti saya,” ujarnya, Selasa (12/4/2022).
Sofiatun menambahkan, selama ini ia menggunakan BST jika bepergian ke Solo yang tujuannya terjangkau bus tersebut. Biasanya ia berangkat naik sepeda motor dari rumah dan menitipkannya di sekitar Terminal Palur. Selanjutnya ia naik BST ke tempat tujuan.
“Pada dasarnya saya lebih suka bepergian naik kendaraan umum. Kalau pas ke Solo saya pilih BST. Tapi karena hanya bisa saya peroleh di Palur, dari rumah saya naik motor dulu sampai terminal Palur, lalu naik BST dari sana. Jadi seumpama ada BST rute Solo-Karanganyar tentu akan lebih baik,” imbuh aparatur sipil negara (ASN) di Pemkab Karanganyar ini.
Warga lainnya, Kusuma, juga sangat mengharapkan adanya jalur BST Solo-Karanganyar kota untuk mempermudah transportasi bagi anak sekolah. Selain nyaman, waktu tempuh juga lebih terjamin dibandingkan transportasi lainnya.
“BST ini akan memudahkan anak-anak yang sekolahnya di Solo. Orang tua akan merasa nyaman kalau anaknya naik BST karena busnya nyaman dan waktu tempuhnya pasti. Jadi waktu keberangkatan dan sampai di sekolah bisa diperkirakan,” ujarnya.
Sementara itu, warga lainnya, Meylani, mengatakan sangat setuju jika rute BTS yang saat ini sudah sampai Palur dilanjutkan ke Karanganyar kota. Alasannya pun sama. “Saya setuju dan saya kira ini sangat dinanti pengguna angkutan umum yang menginginkan kenyamanan,” ujar warga Badran Asri, Karanganyar ini.
Namun menurutnya, pemerintah atau pihak terkait perlu mempertimbangkan juga keberadaan kendaraan umum yang sudah eksis pada jalur tersebut. “Meskipun angkutan yang saat ini ada juga kurang diminati, tapi perlu dipikirkan kelanjutan mereka ke depannya.
(R-01)