Radarpos.com.Solo – Sipa yang Ke 15 Kali ini digelar selama 3 hari dari tanggal 31 -2 September 2023 pembukaan Seremonial dengan pemukulan kenong dan sajian kembang api menjadi tanda bahwa pergelaran mahakarya seni pertunjukan Solo International Performing Arts (SIPA) 2023 resmi dibuka pada Kamis 31 Agustus 2023 di Benteng Vastenburg Solo.
Pemukulan kenong yang diwakili oleh Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Wamen Pariwisata Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, Irawati Kusumorasri dan sejumlah tokoh lain menjadi simbolis pembukaan acara,dilanjutkan pesta kembang api bersama penonton dan pertunjukan kembang api megah di langit Benteng Vastenburg Solo.
Direktur SIPA 2023, R. Ay. Irawati Kusumorasri, M.Sn., menyampaikan SIPA 2023 mengusung tema Say All with Arts, yang bermakna kesenian semestinya dapat mengambil peran ketika dunia mulai kehilangan keindahan. Keindahan yang dipancarkan seni diharapkan dapat menjadi harmoni kehidupan dunia.
Ditambahkan Pula Oleh R .Ay. Irawati dengan kerjasama yang baik dan dukungan acara SIPA kali ini Lancar karena juga Pertunjukan bergensi Seni di Dunia.berbagai komunitas ada 21 Delegasi dalam dan luar negeri terang wanita paruh baya ini.Ketika kita memikirkan seni, kita sesungguhnya sedang merayakan keindahan dunia,” ungkap Irawati.
“Say All with Arts; Katakan semuanya dengan seni agar keindahan terus mewarnai kehidupan,” tambahnya.
Maskot SIPA 2023, Wirastuti Susilaningtyas, tampil membuka rangkaian pertunjukan dengan balutan busana biru megah bersama Semarak Candrakirana Art Center membawakan karya bertajuk “Symphony Selaras”. Tarian yang dibawakan merepresentasikan perwujudan harmoni antara elemen suara, gerak,dan properti dalam visual performatifnya.Fokus utama dalam sajian ini adalah semangat dan keberagaman yang seirama.
Seniman dari Lithuania, AURA Dance Theatre, tak ketinggalan memamerkan teater berjudul “Without The Moon” yang merepresentasikan kesendirian dalam kegelapan.Selain itu, Sumatra Ethnic dari Medan juga turut mempersembahkan karya “Horas Oppung” yang mengisahkan perbedaan karakter dalam kehidupan kost perantau daripada Batak.Gubang Art Community dari Kutai Kartanegara turut mempersembahkan “Tudung Saji” sebagai simbol pemaknaan tentang bertingkah laku sesuai adab masyarakat juga dipentaskan.
Dilanjutkan penampilan dari seniman Malaysia,College of Creative Arts UiTM (CCA) yang menyuguhkan pertunjukan bertajuk “SAPTA”, sebuah karya yang terinspirasi oleh pencarian setiap individu akan
seseorang, sesuatu, cinta, komunitas, keyakinan yang berlanjut.Korea Selatan diwakili N-Lions Taekwondo Demonstration Team dari Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) membawakan penampilan Taekwondo berjudul “Spirit of Korea” sebagai penggeloraan semangat Taekwondo ke seluruh dunia dan menyatukan dunia.
Kolaborasi lain datang dari Miray Kawashima dan Yuuka Koyama, delegasi asal Jepang, dengan “Sora No Oto” yang menceritakan dua dimensi berbeda di antara benda angkasa dan dunia yang menyuarakan peristiwa alam sebagai simbol kehidupan universal. Sebagai penutup rangkaian pertunjukan pada hari pertama, tampil Pulung Dance Studio dari Yogyakarta dengan karya “Bang Bintulu” yang menjadi representasi kepercayaan tentang keblat papat, lima pancer yang juga menjadi simbol keseimbangan hidup dalam diri manusia.
Art Center membawakan karya bertajuk “Symphony Selaras”. Tarian yang dibawakan merepresentasikan perwujudan harmoni antara elemen suara, gerak,dan properti dalam visual performatifnya.Fokus utama dalam sajian ini adalah semangat dan keberagaman yang seirama.Sukses SIPA 2023 .(Ys)