Radarpos.com.Karanganyar – Pada hari Rabu tanggal 6 Desember 2023 Forum Komunitas Penikmat Teh Asli Indonesia resmi dideklarasikan oleh para pencinta teh di Pendapa Madusuko Kemuning Tea Heritage, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.Jawa Tengah.
Dalam Sambutanya Ketua Peradi Karanganyar DR.Kadi Sukarno,SH,M.Hum menyampaikan Selamat datang atas Kehadiran Prof. Otto bersama rombongan dan Tamu undangan yang lain .ada perwakilan dari Luar daerah , ada dari Sragen, Cilacap dan daerah lainya .apabila kurang berkenan atas sambutanya Kadi Sukarno menyampaikan Mohon maaf dan selamat Ngeteh Bareng di tempat ini.ungkapnya.
Komunitas ini terbentuk atas keprihatinan atas maraknya teh tidak asli atau ekstrak teh yang beredar di pasaran. Selain itu, dipicu juga dengan minimnya pemahaman masyarakat tentang teh mulai penyeduhan hingga penyajian. Secara benar .
Deklarasi itu ditandai dengan penandatanganan surat bersama dari berbagai unsur mulai dari, pedagang, pengusaha resto, pemilik kedai teh, dan para pencinta teh dalam acara Ngeteh Bareng yang diiniasi PT Rumpun Sari Kemuning (RSK) Ngargoyoso.
Dalam acara itu, para tamu undangan juga disuguhkan berbagai jenis teh produksi PT RSK, seperti, teh Senior berkarakter sepet dan sedap, teh Muning Racik berbahan campuran pucuk daun teh Srilanka dan melati pesisir, serta Teh Muning Wangi beraroma khas melati.
Pembina Komunitas Penikmat Teh Asli Indonesia yang juga Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Prof. Otto Hasibuan mengatakan sebagai pencinta kopi yang telah lama beralih menjadi pecinta teh, banyak produk teh Indonesia yang memiliki kualitas baik.
Bahkan, menurutnya, sebagian produk teh Indonesia sudah banyak beredar di berbagai belahan dunia. Dengan asumsi itu maka, kualitas teh asli Indonesia tidak kalah jauh dengan produk dari luar negeri.
“Memang bagi pencinta teh, ini sama dengan pencinta kopi. Waktu saya pernah ke Itali, di Sisilia, itu kita minum kopi ada teh dari Singkawang. Itu bisa ada di sana [Italia]. Memang banyak teh yang kita lihat, tapi rasanya teh buatan kita tidak kalah,” katanya.
Menurut Otto, teh di Indonesia memiliki cita rasa yang khas. Tanpa disadari, minum teh dinikmati sebagian besar masyarakat Indonesia sejak dulu.
Namun, pada kenyataannya pemahaman tentang bagaimana menggunakan teh yang baik, bagaimana teknik menyeduh teh yang benar dan cara menyajikan teh yang baik sangat minim.dan pada kesempatan itu juga dipaparkan oleh ahlinya dari PT RSK.
Belakangan ini juga adanya keprihatinan beredarnya teh yang tidak asli atau hasil ekstraksi. Demikian juga dengan tata cara ritual minum teh yang telah menjadi tradisi peninggalan leluhur sudah tidak banyak lagi dikenal oleh masyarakat luas.
Bahkan ada kecenderungan sebagian masyarakat Indonesia lebih menyukai teh produksi dari negara lain. Untuk itu deklarasi ini bisa memberikan wadah para penikmat teh asli Indonesia sehingga menjadi sarana saling berkomunikasi.
Forum ini juga akan digunakan sebagai wadah mengembangkan dan menyebarkan informasi tentang berbagai hal mengenai pengetahuan tentang teh yang benar.Tujuan lain melestarikan dan mengembangkan tradisi tata cara ritual minum teh tradisi peninggalan leluhur, serta memuliakan teh sebagai peninggalan leluhur yang harus dilestarikan.
Sementara itu, Humas PT Rumpun Sari Kemuning, Maryono mengatakan, inisiasi pembentukan komunitas pecinta teh asli Indonesia ini karena banyak indikasi masyarakat salah dalam menikmati teh.Padahal, dari hasil survei, 75 persen masyarakat Indonesia saat ini lebih banyak mengonsumsi teh.
“Saat ini marak produksi teh yang terindikasi kurang bagus. Kami juga punya kebun teh, jangan sampai nasibnya seperti tanaman lain, kita harus bangkitkan lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Maryono mengatakan, Kabupaten Karanganyar menjadi embrio untuk mengembangkan Komunitas Pecinta Teh Asli Indonesia. Harapannya ke depan semakin banyak anggota komunitas yang bergabung dari berbagai daerah dan menciptakan pecinta teh baru di masyarakat.
“Ini masih di wilayah Karanganyar, jadi Karanganyar ini jadi Embrio, nanti akan terus berkembang ke daerah lain,” katanya.(R-01)