Radarpos.com.Karanganyar – Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 0-6 tahun dengan memberikan rangsangan pendidikan agar anak siap memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Tujuan utama pendidikan anak usia dini adalah membentuk anak Indonesia yang berkualitas melalui pemberian stimulasi untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sebagian besar masyarakat dalam hal ini orang tua berpandangan bahwa perkembangan fisik anak merupakan salah satu aspek yang harus diprioritaskan, namun selain pentingnya perkembangan fisik, perkembangan psikis anak tidak kalah pentingnya bagi mental anak. kesiapan yang harus dipersiapkan sejak dini, karena pada dasarnya kesiapan mental yang kurang akan menyebabkan terhambatnya proses kegiatan belajar pada anak sehingga beresiko lemahnya partisipasi anak dalam kegiatan belajar dan akan menjalar ke segala aspek penunjang lainnya (Roostin & Swandhina, 2019).
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang memfasilitasi anak agar anak mampu menanamkan dan meningkatkan sikap kritis dalam dirinya, salah satunya melalui pembelajaran sains. Ilmu ini sangat penting untuk ditanamkan pada anak, karena pada dasarnya seorang anak yang sudah memiliki sikap ilmiah akan selalu berpikir kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya dan lingkungannya. (Khaeriyah et al., 2018) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran sains untuk anak usia dini antara lain (1) agar anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui pemanfaatan sains, (2) agar anak memiliki sikap ilmiah, (3) agar anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah, (4) agar anak lebih tertarik dan tertarik untuk mengamalkan ilmu pengetahuan di lingkungan.
Pada dasarnya anak usia dini memiliki sikap keingintahuan dan sikap ilmu dalam dirinya. Karena sikap keingintahuan dan sikap sains merupakan salah satu ciri anak. Sikap rasa ingin tahu yang tinggi terbentuk dengan adanya sesuatu yang menarik perhatiannya, rasa ingin tahu penting dikembangkan untuk memberikan pengetahuan baru bagi anak dalam rangka mengembangkan daya pikirnya. Sikap ingin tahu dan sikap sains itu sendiri akan berkembang dengan baik jika disertai dengan rangsangan yang baik (Roostin, 2015). Sehingga hal ini dianggap penting bagi anak untuk mempersiapkan diri memasuki pendidikan sekolah dasar nantinya.
Selain itu dengan meningkatnya sikap ilmiah anak diharapkan dapat menjadikan pribadi anak yang memiliki sikap kritis yang tinggi, dan mampu menghadapi tantangan zaman di usia dewasanya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya minat belajar anak yang meliputi kurangnya keinginan anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan juga kurangnya sikap ilmiah anak yang meliputi sikap anak untuk berpikir kritis terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran sains.
Metode pembelajaran eksperimen yang akan digunakan dalam pembelajaran IPA sebagai alternatif dan solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak kelompok B di TK Mekar Harapan Kerjo, Karanganyar. Menurut Yeni yang dikutip dalam (Khaeriyah et al., 2018) mengatakan bahwa metode eksperimen (eksperimental) adalah cara penyajian pembelajaran dimana anak melakukan eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajarinya, melalui metode ini anak dapat mengetahui bagaimana atau proses terjadinya. sesuatu dan mengapa sesuatu itu bisa terjadi dan bagaimana mereka mencari solusi dari permasalahan yang ada dan pada akhirnya mereka bisa membuat sesuatu yang bermanfaat dari kegiatan tersebut.
Melalui metode eksperimen ini diharapkan anak memperoleh pengetahuan baru yang diperolehnya dari hasil belajar eksperimen dengan metode eksperimen, sehingga anak dapat mengamati prosesnya, dan menarik kesimpulan dari apa yang telah dilakukannya dalam pembelajaran eksperimen melalui metode eksperimen. metode eksperimen. Eksperimen juga merupakan keterampilan yang banyak dikaitkan dengan ilmu pengetahuan (Science) (Ratunguri, 2016). Selain itu, diharapkan minat belajar dan sikap sains anak akan meningkat dengan penggunaan metode eksperimen ini.
Peningkatan sikap sains anak telah meningkat dengan sangat baik. Dari kondisi awal tidak ada peningkatan sama sekali kemudian meningkat setelah menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran sains. Peningkatan sikap ilmiah anak dengan menggunakan metode eksperimen hasil penelitian ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama dalam meningkatkan sikap belajar sains anak itu sendiri adalah metode tambahan yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, pemilihan jenis kegiatan metode eksperimen yang dipilih dalam pembelajaran sains juga menjadi faktor dalam meningkatkan sikap ilmiah anak dalam pembelajaran sains. Penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan minat belajar anak di kelompok B TK Mekar Harapan Kerjo, Karanganyar .(**)
Oleh
Septi Purwaningsih, S.Pd TK Mekar Harapan Kerjo, Karanganyar, Jawa Tengah