Radapos.com, Magelang – Anak usia 0-8 tahun adalah mereka yang memerlukan upaya pendidikan untuk mencapai aspek perkembangan yang optimal baik aspek fisik maupun psikis.
Perkembangannya mencakup perkembangan intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional (Mulyani, 2014). Masa zaman keemasan ini merupakan perkembangan kecerdasan yang permanen di mana mereka dapat menyerap informasi yang sangat tinggi.
Perkembangan kecerdasan pada periode ini meningkat dari 50% menjadi 80% (Suryadi, 2006). Peneliti menemukan bahwa 50% kemampuan belajar manusia ditentukan pada usia 4 tahun awal dan 30% kemampuan lainnya dicapai sebelum usia 8 tahun.
Menurut Piaget, anak Taman Kanak-Kanak berada pada masa praoperasional. Pada fase ini, anak mulai menyadari bahwa pemahaman terhadap benda-benda di sekitarnya dapat dilakukan dengan aktivitas simbolik.
Fase tersebut memberikan peran penting dalam perkembangan kognitif anak. Pada usia itu perkembangan otak anak berlangsung sangat cepat dan juga terjadi proses pembentukan kecerdasan dan perilaku (Saepudin, 2011).
Pendidikan anak usia dini sebenarnya adalah pendidikan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara utuh atau memusatkan perhatian pada perkembangan seluruh dimensi perkembangan anak yang meliputi kognitif, sosial, emosi, fisik, dan motorik.
Secara psikologis, anak memiliki perkembangan yang holistik, artinya terdapat keterkaitan yang erat antara satu aspek perkembangan dengan aspek perkembangan lainnya.
Mata pelajaran IPA tidak masuk dalam kurikulum TK, namun bukan berarti tidak ada IPA di TK. Sains tetap muncul dan terintegrasi dengan mata pelajaran lain dalam setiap topik.
Pembelajaran sains pada anak usia dini pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan ruang lingkup sains pada anak usia dini dan mampu menggunakan aspek fundamental dalam memecahkan masalah yang dihadapi (Mirawati & Nugraha, 2017).
Pembelajaran sains di TK merupakan pembelajaran terpadu, sehingga pembelajaran sains terintegrasi dengan perkembangan lainnya.
Perkembangan pembelajaran sains pada anak sudah termasuk bidang perkembangan lain yang sangat penting peranannya dalam menempatkan dasar kemampuan dan membentuk sumber daya manusia yang diharapkan.
Pembelajaran sains yang paling penting bagi anak adalah mereka memahami proses sains, mulai dari pembelajaran eksperimen sains hingga bentuk sikap yang simultan dan terpadu.
Kegiatan pembelajaran sains yang sesuai untuk pengembangan pembelajaran sains adalah dengan menerapkan keterampilan proses pada setiap tahapan. Anak-anak harus memiliki keterampilan proses sains untuk mengembangkan pengetahuan mereka.
Kita harus mengenalkan ilmu pengetahuan kepada anak sejak usia dini sesuai dengan tahapan perkembangannya karena usia dini merupakan usia fundamental bagi perkembangan individu dan sering disebut dengan usia emas.
Artinya pada masa kanak-kanak, segala aspek perkembangan anak berlangsung sangat cepat, sehingga pengalaman yang diperoleh anak akan terbawa sepanjang sisa hidupnya.
Hasil dan keberhasilan salah satu bidang pengembangan (khususnya sains) bagi anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya, faktor fundamental adalah guru sains.
Agar pembelajaran sains anak berjalan optimal, maka pihak yang terkait dengan pendidikan sains harus benar-benar memahami hakikat sains dan anak secara benar.
Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini memiliki peran yang sangat penting dalam menempatkan kemampuan dasar dan membentuk sumber daya manusia yang diharapkan.
Kesadaran akan pentingnya bakat sains pada anak akan semakin tinggi jika mereka menyadari bahwa mereka hidup dalam dunia yang dinamis, berkembang dan berubah terus menerus bahkan semakin mengarah ke masa depan yang membutuhkan sains.
Penerapan pembelajaran pada anak kelompok A di TK Pertiwi Gulon 4 Ngasem, Gulon, Salam, Magelang dengan permainan gelembung warna untuk mengenalkan sains.
Pembelajaran sains dengan keterampilan proses terutama pada proses dan hasil belajar anak dapat ditingkatkan dengan permainan tersebut.
Guru melakukan aktivitas permainan menggunakan media dalam pembelajaran sains dan guru juga memberikan kesempatan kepada anak dalam menggunakan idenya secara beragam dan orisinal.
Dalam kegiatan pembelajaran gelembung warna ini, anak akan menjadi pusat kegiatan pembelajaran sains (students centered), sehingga kegiatan pembelajaran menjadi bervariasi dan anak tidak cepat bosan.
Penggunaan media yang baik tidak lepas dari kemampuan dan keterampilan guru dalam merancang, membuat, dan mengembangkan media pembelajaran.
Guru taman kanak-kanak harus memiliki kreativitas untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan penyampaian pesan yang sulit dipahami oleh anak jika disampaikan dengan penjelasan secara lisan.
Adapun aktivitas pembuatan gelembung warna di TK Pertiwi Gulon 4 Ngasem, Gulon, Salam, Magelang cukup sederhana. Bahan yang perlu disiapkan adalah air, detergen, pewarna alami atau cat air, panci kecil, sedotan, kertas HVS, serbet.
Langkah-langkah kegiatannya adalah;
- Masukkan detergen, air, dan pewarna alami atau cat air ke dalam beberapa panci kecil dengan pewarna alami atau cat air yang berbeda sehingga kita bisa mendapatkan berbagai warna,
- Gunakan sedotan untuk mengaduk campuran tersebut dan tiup untuk membuat gelembung,
- Biarkan gelembung mengalir dari tepi atas pot,
- Ambil sedotan dan letakkan di atas serbet kertas,
- Tunjukkan cara meletakkan kertas HVS kepada anak-anak. Biarkan beberapa saat dan bentuk gelembung akan terlihat dari sisi lain kertas HVS.
- Ambil kertas dan lihat motif gelembung di dalamnya,
- Setelah gambar gelembung kering, minta anak menyebutkan beberapa kalimat tentang gelembung, dan
- Minta anak membuang sedotan setelah melukis gelembung.
Berdasarkan hasil pengamatan paada anak kelompok B di TK Pertiwi Gulon 4 Ngasem, Gulon, Salam, Magelang, permainan gelembung warna dapat dikatakan sebagai pembelajaran sains sederhana yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Permainan gelembung warna merupakan efektif untuk mengenalkan anak cara mencari hasil percobaan secara langsung. Anak-anak dapat melihat dan mempraktikkan kegiatan langsung seperti meniup air sabun menggunakan sedotan dapat membuat reaksi cat (menghasilkan gelembung).
Saat anak-anak meniup air sabun, mereka bisa membuat bentuk gelembung dengan mendorong kertas hingga tercipta cat. Selain itu, anak juga dapat mengembangkan keterampilan motorik halusnya saat melakukan kegiatan permainan gelembung warna dengan mengendalikan tangan, mulut, dan tenggorokan.
Meniup menggunakan sedotan untuk mengontrol pernapasan, dan memegang sedotan untuk melatih keterampilan memegang yang sebenarnya sulit dilakukan oleh tangan kecil anak-anak.
Oleh : Sunariyah, S.Pd, AUD
Guru TK Pertiwi Gulon 4 Salam Magelang