Penerapan Metode Menggambar Bebas Sebelum Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak Kelas B

Penulis Admin
Kamis, 19 Okt 2023, 07:49 WIB

Radarpos.com.Karanganyar – Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan sesuai pemberian rangsangan pendidik untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini harus memperhatikan seluruh potensi yang dimiliki anak untuk dikembangkan se-optimal mungkin secara menyenangkan, menggembirakan, secara penuh perhatian, kasih sayang, sabar dan ikhlas. Konsep pendidikan anak usia dini ialah bermain dan belajar dengan memanfaatkan segala kemampuan dan daya tariknya.

Usia dini merupakan tahap awal yang paling mendasar dan sangat penting di sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai dengan berbagai tahap yang penting sebagai hal dasar dalam kehidupan anak hingga akan berlanjut pada periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi ciri masa usia dini adalah the golden ages atau periode keemasan. Pada masa keemasan tersebut otak anak akan berkembang secara pesat. Hal ini menunjukkan bahwasannya sangat merugi bagi sebuah keluarga,

masyarakat, dan bangsa jika mengabaikan masa-masa penting yang berlangsung pada anak usia dini. Pada masa keemasan ini anak akan mudah menerima, mengikuti, melihat dan mendengar segala sesuatu yang dicontohkan, diperdengarkan serta diperlihatkan. Semua informasi itu akan tersimpan dalam memori otak anak dan akan bertahan lama.

Fokus pendidikan anak usia dini sebaiknya di arahkan pada pengembangan lima aspek perkembangan yang terdiri dari perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial- emosional, perkembangan nilai moral dan agama dan perkembangan fisik-motorik. Pada kurikulum PAUD 2013, aspek yang dikembangkan pada anak terdiri dari enam aspek perkembangan. Keenam aspek perkembangan itu adalah aspek perkembangan kognitif, bahasa, sosial-emosional, nilai moral agama, fisik-motorik dan seni.

Saat ini pendidikan seni di Indonesia semakin lama akan semakin tergusur dari kurikulum pendidikan yang ada. Keadaan ini terjadi dikarenakan keinginan bangsa kita sebagai negara berkembang untuk mengejar ketinggalan dari negara maju sehingga menyebabkan pendidikan seni tergusur dari kurikulum oleh pendidikan IPTEK yang lebih diprioritaskan. Seperti halnya yang telah kita ketahui bahwa anak-anak sudah bisa menggambar sementara bahasa lisannya masih patah-patah dan belum mampu menulis seperti layaknya orang dewasa. Salah satu dari bentuk olah tubuh dan olah seni adalah menggambar. Bagi anak, kegiatan menggambar merupakan media komunikasi.

 

Anak bercerita melalui gambar. Mereka mengungkapkan perasaan yang sudah dialami dalam sebuah karya yang bebas tanpa ada tekanan dan paksaan dari luar. Kebebasan berekspresi itulah yang membuat semua anak menyukai kegiatan menggambar. Praktik di TK Botok Kerjo Karanganyar, beberapa guru yang meminta anak untuk menggambar sesuai dengan contoh dan ada pula yang memberikan kesempatan anak untuk menggambar bebas sesuai imajinasinya.

Kegiatan jurnal pagi dengan menggambar bebas adalah pembelajaran yang berlangsung di TK Botok Kerjo Karanganyar. Dengan menerapkan metode ini dalam pembelajarannya, Pendidik di TK Botok Kerjo Karanganyar menyadari bahwa kegiatan menggambar bebas memiliki banyak manfaat bagi anak yang berusia 4-6 tahun atau anak dalam masa emas atau the golden age. Melalui kegiatan menggambar bebas, anak-anak bisa mengungkapkan semua yang dipikirkan dan menjadi daya tarik anak dalam sebuah gambar bebas. Menggambar bebas bermanfaat untuk menstimulasi kreatifitas dan kepercayaan diri anak serta menuangkan daya tarik dan imajinasinya dari sesuatu yang dibayangkannya. Anak-anak bebas bereksplorasi terhadap karyanya sendiri sesuai dengan keinginan anak. Tidak ada batasan atau aturan dalam melaksanakan menggambar bebas, sehingga anak melakukannya dengan gembira.

Media penerapan menggambar bebas terdiri dari kertas bekas yang masih layak pakai, tentunya harus bersih dan bisa digunakan untuk menggambar, crayon atau pastel, spidol, pensil dan alat gambar lainnya yang tersedia. Ukuran kertas yang dipakai adalah setengah ukuran kertas HVS atau satu lembar kertas HVS dibagi menjadi dua. Ukuran paling besar yang digunakan anak untuk menggambar adalah 21,5cm x 29,7 cm atau setara dengan satu lembar kertas HVS ukuran Kwarto atau A4.

Hasil menggambar bebas anak bermacam-macam sesuai dengan tahapan usia atau kemampuan maupun keinginan menggambar anak. Terdapat beberapa anak yang menceritakan hasil gambarnya kepada pendidik maupun kepada teman sekelompoknya atau bahkan malu-malu menyembunyikannya karena tidak ingin ada yang tahu hasilnya. Semua anak menikmati kegiatan menggambar bebas. Hal ini nampak pada saat anak menggambar dengan semangat dan menggambar sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Ada anak yang terlihat sedang marah pada saat menggambar, melalui kegiatan menggambar anak menumpahkan segala macam emosinya tersebut. Pada saat anak menggambar bebas, pendidik mendampingi anak dan memberikan beberapa komentar terkait dengan gambar yang dibuat oleh anak. Komunikasi yang dilakukan oleh pendidik pada saat anak menggambar akan menstimulasi anak untuk lebih bebas mengekspresikan perasaannnya dalam sebuah gambar. Banyak anak yang pada awalnya terdiam tidak mengerti apa yang ia gambar, perlahan- lahan mereka memahami apa yang mereka gambar dengan motivasi dan stimulasi dari para guru.

Pada saat pelaksanaan kegiatan jurnal pagi menggambar bebas anak-anak melakukan kegiatan menggambar secara mandiri tanpa didampingi oleh guru mereka. Hasil karya gambar anak tidak semuanya dievaluasi oleh guru. Guru tidak selalu melihat proses anak menggambar bebas. Tidak semua anak memiliki kesempatan untuk menjelaskan atau menceritakan hasil karya gambar kepada guru karena waktu pelaksanaan menggambar bebas dilakukan sebelum pembelajaran efektif dimulai. Dapat diketahui kemampuan mengungkapkan ide dan gagasan melalui gambar anak TK Botok Kerjo Karanganyar kelas B termasuk dalam predikat sangat baik, kemampuan mengungkapkan perasaan dan imajinasi melalui gambar anak TK Botok Kerjo Karanganyar kelas B juga termasuk dalam predikat cukup baik.(**)

Oleh

Wiji Lestari, S.Pd AUD TK Botok Kerjo Karanganyar, Jawa Tengah

Rekomendasi