Model Pembelajaran Inkuiri Tingkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Anak

Penulis Admin
Kamis, 1 Jun 2023, 10:15 WIB

Radarpos.com.Magelang – Pendidikan abad 21 merupakan tantangan dalam mempersiapkan anak menjadi individu yang unggul dan berkualitas. Anak harus mendapatkan bimbingan melalui proses atau perlengkapan yang dibutuhkan berupa keterampilan dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan masa depan (Yunita et al., 2019).
Salah satu hal yang perlu dikuasai oleh generasi mendatang dalam menghadapi era industri 4.0 adalah berpikir kritis. Hal ini senada dengan pendapat Fernández-Santín & Feliu-Torruella (2020), keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 adalah keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu komponen kemampuan kognitif anak. Kemampuan berpikir perlu diasah sedini mungkin agar anak memiliki kemampuan pemecahan masalah yang diasah melalui rangkaian kegiatan percobaan sederhana di sekolah.

Berpikir kritis telah didefinisikan secara luas dalam penelitian pendidikan (McPeck, 2016; Paul & Elder, 2019). Berpikir kritis digambarkan sebagai proses aktif menganalisis pilihan, menggabungkan ide-ide dan mengambil risiko mental untuk membangun koneksi, dan mengevaluasi langkah-langkah yang diambil untuk sampai pada kesimpulan dan jawaban yang masuk akal. Berpikir kritis adalah kemampuan kognitif tingkat tinggi. Kemampuan berpikir kritis anak dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan tentang hal-hal baru dan tidak terduga yang diajukan oleh anak.

Berpikir kritis pada anak dapat dilatih sejak dini dengan mengamati masalah, menganalisis, memecahkan masalah (Dewi et al., 2019). Pendidikan merupakan sarana untuk memfasilitasi anak dalam mengasah kemampuan berpikir kritisnya. Setiap orang tua menginginkan pendidikan yang terbaik bagi anak agar mampu mengembangkan segala aspek perkembangannya, oleh karena itu anak diserahkan kepada satuan pendidikan anak usia dini untuk memperoleh pembelajaran melalui rangsangan belajar.

Di TK Pertiwi Tersan Gede 1, Salam, Magelang menerapkan kegiatan pembelajaran dengan model inkuiri untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, model pembelajaran yang digunakan harus berpusat pada anak. Pembelajaran yang berpusat pada anak dapat dilakukan dengan pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri membentuk anak untuk terlibat secara total dalam pembelajaran untuk melakukan penyelidikan (objek atau peristiwa) secara sistematis, analitis, dan kritis dalam memberikan pertanyaan sehingga anak dapat percaya terhadap temuan yang telah dirumuskannya (Rohayani, 2018).

Peran guru dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai fasilitator bagi anak dalam proses mencari dan menemukan masalah dari materi pembelajaran. Krogh & Morehouse (2020), model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu cara efektif yang dapat membantu anak meningkatkan keterampilan berpikir dengan menggunakan proses mental yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Hal ini juga didukung oleh Padilah (2019), model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran yang aktif berpartisipasi dalam menggali dan menemukan sendiri pengetahuannya. Hal ini didukung oleh Ngura et al., (2020), Salah satu tujuan mengajar dan mendidik adalah menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui pelaksanaan tugas belajar.

Adapun kegiatan anak kelompok B di TK Pertiwi Tersan Gede 1, Salam, Magelang dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: (1) Anak memulai eksplorasi dengan mengajukan pertanyaan factual berdasarkan minat dan pengalaman pribadi anak. (2) Bermain dan belajar sebagai peneliti, menyimpulkan, berhipotesis, memprediksi, menyelidiki, bereksperimen dan merekam. (3) Menggunakan kemampuan dalam pemecahan masalah. (4) Mencerminkan, memikirkan kembali, membingkai ulang pertanyaan, masalah, atau ide mereka. (5) Berbagi pembelajaran baru dengan teman lainnya.

Hasil kegiatan peningkatan kemampuan berpikir kritis anak kelompok B di TK Pertiwi Tersan Gede 1, Salam, Magelang dapat diartikan bahwa upaya yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak di TK salah satunya melalui model pembelajaran inkuiri. Kegiatan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan cara mengamatai, menanya, menalar, dan mengomunikasikan yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan di abad 21. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran inkuiri dapat menjadi pilihan guru dalam pembelajaran di TK untuk merangsang kemampuan anak usia dini yang tinggi dengan Higher Order Thinking Skill (HOTS).

Banyak penelitian telah membuktikan manfaat pembelajaran inkuiri bagi perkembangan anak usia dini. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih et al., (2016), menemukan bahwa kreativitas anak usia dini dapat ditingkatkan melalui penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis permainan. Penelitian lain oleh Daulay (2016), juga menemukan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing terbukti efektif dalam mengembangkan hasil belajar siswa sekolah dasar yang lebih baik, karena dalam proses pembelajaran anak dilatih untuk memecahkan masalah dan mendorong motivasi belajar dan tertantang untuk mencari tahu mana yang membuat anak lebih aktif dalam kegiatan belajar di kelas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfah & Khoerunnisa (2018), penggunaan strategi pembelajaran yang berpengaruh terhadap kecerdasan naturalis anak usia dini, penerapan strategi pembelajaran inkuiri terdiri dari tahapan yaitu menyajikan pertanyaan atau masalah membuat hipotesis, percobaan, melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, dan menganalisis data, serta membuat kesimpulan. Hal ini sejalan dengan Sariana (2020) yang menemukan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif anak dapat dilakukan melalui strategi pembelajaran inkuiri dalam memecahkan masalah dan mengajukan pertanyaan pada tingkat berpikir yang lebih tinggi.[**]

Oleh

Darini Ekayekti, S.Pd AUD

Guru TK Pertiwi Tersan Gede I ,Salam ,Magelang

Rekomendasi