Radarpos.com.Solo – Akhir-akhir ini, kota solo menjadi perhatian berbagai kalangan tak terkecuali pengamat politik. Bukan karena karena pariwisata dan pembangunannya yang masif, tetapi menjadi pusat perhatian terkait pelaksanaan Pilpres 2024. Seperti diketahui bersama Walikota Surakarta, Mas Gibran Rakabuming Raka (biasa disebut dengan Mas Wali) maju sebagai salah satu kontestan peserta Cawapres mendampingi Bapak Prabowo Subianto sebagai Capres Periode 2024-2029.
Pencalonan ini telah menjadi berita hangat dimana-mana baik nasional maupun internasional karena sarat dengan polemik adanya isu dinasti politik dan pengaturan keputusan yang terjadi di MK, dimana adanya perubahan batas minimal usia calon Capres-Cawapres yang diperbolehkan maju dalam Pemilu 2024, yaitu dibawah usia 40 tahun dan pernah memiliki pengalaman sebagai kepala daerah.
Walapun banyaknya respon negatif terkait perubahan keputusan MK tersebut, namun hal tersebut tidak bisa terbantahkan ditengah kemajuan demokrasi negara ini dan hak bebas dalam berpolitik. Hasil Pemilu 2024 telah menetapkan Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden-Wakil Presiden terpilih untuk melanjutkan estafet kepemimpinan berikutnya di negeri ini selama 5 tahun kedepan. Selamat untuk Pak Prabowo dan Mas Gibran!
Saya sebagai warga kota Solo tentu tertarik untuk membahas situasi seperti ini. Kenapa demikian? Kok tertarik? Ya, karena selama ini secara tidak langsung menjadikan kota Solo sebagai pusat perhatian yang jika diibaratkan seperti magnet politik Indonesia yang patut diperhitungkan di level nasional.
Tentu saja, kota Solo tidak bisa diabaikan begitu saja termasuk dalam melahirkan para pemimpin hebat negeri ini, seperti Presiden Joko Widodo yang merupakan putra asli Solo. Selain itu, kita juga bisa belajar dari sejarah panjang perjalanan bangsa ini dimana kota Solo telah menjadi pusat perhatian politik mulai dari zaman kerajaan, pra kemerdekaan, dan hingga merdeka seperti saat ini. Solo selalu menjadi salah satu pembahasan dalam banyak hal tak terkecuali politik.
Selain menjadi magnet perpolitikan Indonesia, saya pun sering menganggap kota Solo ini sebagai cabe rawit politik Indonesia. Kenapa? Walaupun kota Solo ini hanya memiliki wilayah sekitar 44,1 km2 atau (0.14% dari luas wilayah Jawa Tengah) dengan populasi penduduk sekitar 850 ribuan saja serta memiliki masyarakat dengan tata krama halus, namun mampu menghangatkan bahkan memanaskan tensi politik yang ada di negeri ini. Selain itu, kita juga bisa melihat sendiri bahwa kota Solo merupakan salah satu daerah pemilihan neraka bagi kontestan calon legislatif DPR RI dikarenakan sengitnya perebutan suara pemilih didaerah ini. Oleh sebab itu, saya tidak memungkiri bahwa kota Solo diasosiasikan sebagai cabe rawit nya Indonesia dalam politik. Kecil dan pedas, tapi menarik untuk dirasakan.
Selain itu juga, keberhasilan Solo menjadi kota maju yang kaya budaya dan memiliki segudang prestasi juga perlu untuk diperhitungkan. Berkat kepiawaian para pemimpin kota Solo, mustahil hal ini dapat diwujudkan.
Oleh karena itu, pemimpin yang akan meneruskan estafet kepempimpinan kota Solo pasca Mas Wali ditetapkan sebagai Wapres terpilih periode 2024-2029 perlu memiliki komitmen dan niat tulus yang kuat untuk membangun kota Solo menjadi lebih baik dan maju lagi. Mampu menjadi pemimpin yang bisa merangkul semua elemen masyarakat tanpa membedakan suku, ras, dan agama seperti pemimpin-pemimpin Solo sebelumnya termasuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Kota ini sudah dikenal baik dengan tata krama halus dan tingkat tolerasinnya yang tinggi, sehingga sayang sekali kalau tidak dikelola dengan baik oleh pemimpin berikutnya.
Saya sebagai pengamat dari luar pemerintahan yang berkuasa saat ini tentu saja berharap banyak dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh kota Solo. Kota ini selain mampu menjaga budaya Jawa yang sudah turun-temurun melalui kebudayaan yang ada di Kasunanan Surakarta dan Mangkunegara, tetapi juga terus mampu melahirkan calon-calon pemimpin tangguh di masa akan datang.
Kita tidak tahu masa depan Indonesia seperti apa, namun dengan adanya persiapan dari awal, tentu saja kita sudah siap menghadapi semua ini. Solo sebagai magnet dan cabe rawit perpolitikan Indonesia seperti yang saya tuliskan pada judul artikel ini, tentu perlu berada di garda terdepan dalam menyiapkan calon pemimpin yang tangguh dan visioner kedepannya. Semoga bermanfaat!(**)
Oleh : DR.Purwanto Yudhonagoro,SE.M.Par.CHA Seorang Akademisi dan Pelaku Wisata